REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Perancis Nicholas Sarkozi menyerukan larangan menggunakan jilbab di Universitas. Larangan itu mengikuti larangan jilbab di sekolah yang telah diterapkan.
"(Kami) Tidak melihat ada konsistensi sistem di mana jilbab dilarang di sekolah dasar dan menengah, dan sekolah tinggi, dan diperbolehkan dalam universitas," katanya, Kamis (19/3).
Pada tahun 2004, Prancis telah melarang simbol-simbol agama berada di sekolah umum termasuk jilbab. Pada 2010, parlemen Prancis mengabaikan larangan tersebut karena ada protes dari kelompok Islam. Parlemen menilai itu adalah perlakuan diskriminatif.
Sarkozi mengatakan, sekolah Perancis harus berhenti memberikan perlakuan khusus atas dasar alasan agama. "Republik ini memiliki identitas. Perancis adalah sebuah republik yang bukan hanya demokrasi."
"Dalam demokrasi, setiap orang melakukan apa yang dia inginkan selama itu tidak merugikan orang lain. Sebuah republik menuntut lebih dari itu," tambahnya. "Jika Anda ingin anak-anak Anda untuk memiliki perlakuan berbasis agama, Anda pergi ke pendidikan swasta."