Jumat 20 Mar 2015 04:46 WIB

Suriah Kembalikan 120 Benda Antik Dijarah dari Reruntuhan Palmyra

Palmyra
Foto: Reuters/Khaled al-Hariri
Palmyra

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah telah mengambil kembali lebih dari 120 benda antik hasil jarahan dari makam di kota tua Palmyra yang sudah berusia ribuan tahun, setelah penghancuran dan penjarahan perang selama bertahun-tahun, kata direktur museum Suriah, Rabu.

Para penjarah merusak makam dan kuil Romawi di Palmyra, yang dulu menjadi tempat beristirahatnya karavan yang melintasi padang pasir Suriah membawa rempah-rempah, sutera dan minyak wangi, kata Ahmad Deeb kepada Reuters di kantornya di Damaskus.

Bentrokan antara militer dan pemberontak telah merusak tempat-tempat dan bangunan bersejarah di seluruh Suriah selama konflik empat tahun yang menewaskan 200 ribu orang.

"Otoritas khusus di Palmyra telah melakukan kerja yang sangat bagus sepanjang tahun lalu ketika mereka mengembalikan lebih dari 120 benda antik, yang paling penting adalah batu-batu nisan yang digali diam-diam," kata Deeb.

Sayangnya, beberapa artefak yang dijarah itu sudah dibawa keluar Suriah, imbuh dia.

Suriah merupakan harta karun budaya yang terpendam dan memiliki enam lokasi Warisan Dunia UNESCO. Empat dari lokasi itu, termasuk Palmyra dan kastil perang salib Crac des Chevaliers, telah digunakan untuk kepentingan militer, kata PBB.

Hampir dua lusin benda-benda pemakaman dan nisan seorang anak dari 'necropolis' di Palmyra telah dijarah pada November, kata UNESCO.

Pada abad pertama hingga kedua, seni dan arsitektur Palmyra bercampur dengan teknik Yunani-Romawi, dengan pengaruh tradisi lokal dan Persia, kata UNESCO.

Gambar satelit menunjukkan bahwa 290 lokasi warisan budaya di Suriah, yang memiliki sejarah sejak awal peradaban, rusak akibat perang sipil, kata badan penelitian dan pelatihan PBB pada Desember.

Untuk melindungi sejarah, kata Deeb, semua museum Suriah dikosongkan dua tahun lalu dan artefak-artefaknya disimpan dalam gudang. Daftar benda antik yang diselundupkan dari lokasi arkeologi telah dimasukkan ke "daftar merah" yang dibagikan kepada Interpol, katanya.

Deeb memperkirakan lebih dari 1.500 benda telah dicuri dari museum di Raqqa, kota di Suriah timur laut yang saat ini dikuasai kelompok militan Negara Islam dan Deir Atiyah di utara Damaskus. Beberapa di antaranya masih berada di Suriah.

Sejak kelompok militan yang patuh pada aturan garis keras Islam semakin berkuasa, mereka menjadi ancaman bagi warisan budaya Suriah. Kuil dan makam di kawasan yang mereka kuasai menjadi sasaran dan dihancurkan karena menjadi simbol kemusyrikan.

Lebih dari 750 lokasi arkeologi telah diserang, kata Deeb. Dewan Keamanan PBB pada Februari melarang semua perdagangan benda antik yang berasal dari negara-negara yang dilanda perang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement