REPUBLIKA.CO.ID, SRAGEN - Kementrian Koperasi dan UKM terus melakukan terobosan untuk meningkatkan kapasitas dan produktifitas pelaku koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. Khususnya menjelang pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean di akhir 2015.
Menkop UKM AAGN Puspayoga menegaskan bahwa Indonesia masih banyak membutuhkan dorongan untuk memacu pertumbuhan wirausaha baru. "Menurut catatan kami, saat ini jumlah wirausaha Indonesia baru sekitar 3,87 juta wirausaha atau sekitar 1,65 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 250 juta jiwa", kata Menkop.
Menurut Menkop, persaingan antar pelaku ekonomi di kancah MEA akan semakin ketat. Terutama kalangan muda di Indonesia perlu berani berwirausaha. "Untuk itulah pentingnya kita bekerjasama untuk mempersiapkan SDM, terutama kalangan generasi muda, agar menjadi wirausaha yang handal" tutur dia.
Selain itu terkait langkah strategis memajukan koperasi dan umkm adalah mempermudah izin usaha mikro dan kecil. "Legalitas usaha menjadi prioritas kami bagi usaha mikro dan kecil agar dapat berkembang. Termasuk legalitas untuk mendapatkan akses permodalan di perbankan", kata Puspayoga.
Kedua, pengurusan hak cipta produk UMKM tidak lagi berbelit-belit dan mahal. Melainkan cukup satu jam saja dan gratis.
Sementara itu, dalam sambutannya, Bupati Sragen Agus Fathurrahman mengapresiasi langkah Kemenkop yang memudahkan usaha mikro dan kecil mendapat ijin usaha atau Ijin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) melalui Bank BRI. "Dengan kemudahan ini kami yakin bahwa usaha mikro dan kecil serta koperasi di Kabupaten Sragen akan berkembang lebih pesat lagi", kata dia.
Selain itu, kata Bupati Sragen, untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil juga pihaknya sudah membuat klinik konsultasi usaha khusus untuk koperasi dan UMKM di Sragen. "Dengan adanya klinik tersebut, kami dapat mengetahui segala kendala dan rencana mereka ke depan, dan segera dicarikan solusinya", ucap dia.