REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA BARAT -- Sekelompok petani asal negara bagian Australia Barat telah meluncurkan teknologi barcode. Dengan memintai barcode yang disediakan para konsumen bisa langsung berhubungan dengan para petani.
Barcode jenis quick response (QR), sudah banyak digunakan oleh beberapa perusahaan agar para konsumen bisa berinteraksi secara langsung dengan produsen, seperti misalnya langsung menuju website perusahaan.
Ide inilah yang kemudian dipakai oleh sekelompok petani asal Australia Barat.
Kode QR kini sudah bisa ditemukan di rak-rak roti, susu, bagian daging di sejumlah supermarket, dan bisa langsung di-scan atau dipintai melalui telepon genggam.
QR yang biasanya berbentuk bujur sangkar ini kemudian akan membawa konsumen ke website perusahaan produsen, dimana mereka bisa mendapatkan informasi lebih lanjut soal produk, seperti bagaimana produk tersebut dikembangbiakkan.
Kelompok petani muda yang menamakan diri AgConnect ini adalah otak dibalik penggunaan teknologi canggih ini.
Menurut Kallum Blake, presiden AgConnect, kini telah membuat para konsumen ingin lebih tahun soal dari mana produk yang mereka konsumsi. Apalagi setelah kasus impor buah beri beku di Australia, yang menyebabkan kekhawatiran soal penyebaran penyakit Hepatitis A.
"Informasi mendasar seperti bagaimana produk makan dibuat disediakan," ujar Blake. "Kita ingin membangun rasa percaya konsumen kepada mereka yang memproduksi makanan yang dikonsumsinya."
Hingga saat ini kode QR memang belum tersedia di supermarket besar, yang biasa ditemukan di kota-kota besar Australia. Kode QR baru ada di sebuah supermarket lokal Farmer Jack's di daerah Halls Head, Mandurah, Australia Barat.
Blake menambahkan para konsumen juga bisa mengetahui alasan mengapa ada perbedaan dari harga yang mereka bayar dengan berapa yang diterima petani, melalui kode QR ini.