Jumat 20 Mar 2015 10:39 WIB
Golkar Kubu Agung

Pindah Haluan ke Kubu Agung, Politisi Golkar Seperti 'Kunang-Kunang'

Rep: c 23/ Red: Indah Wulandari
 Ketum DPP Partai Golkar Agung Laksono (kiri) menyalami Ketum PKP Indonesia Sutiyoso saat kunjungan pengurus Partai Golkar baru di kantor DPP PKPI, Jakarta, Rabu (18/3).
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Ketum DPP Partai Golkar Agung Laksono (kiri) menyalami Ketum PKP Indonesia Sutiyoso saat kunjungan pengurus Partai Golkar baru di kantor DPP PKPI, Jakarta, Rabu (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sikap beberapa politisi Golkar kubu Aburizal Bakrie yang hengkang, lalu merapat ke kubu Agung Laksono dinilai sebagai sikap mempertahankan legitimasi dan eksistensi.

"Kalau mau nyaman berpolitik, mereka pasti masuk kubu Agung," kata pengamat politik dari Universitas Jayabaya Lely Arianie, Kamis (19/3).

Ia mengatakan, kedua kubu seharusnya berjalan beriringan dalam berpolitik. Sementaram, ia mahfum jika banyak pihak yang beralih karena kubu Agung sudah disahkan dan mereka bisa lebih terakomodasi.

Lely mengatakan sikap politisi Golkar yang bergerilya dan pindah itu wajar. Sikap itu menunjukan motivasi mereka yang ingin tetap terlihat di Golkar.

"Mereka seperti 'kunang-kunang' yang ingin memperlihatkan cahayanya," ucap Lely.

Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia (Menkumham) Yassona Laoly mengesahkan Agung Laksono sebagai Ketua Umum resmi dan diakui negara sebagai penguasa Golkar.

Dalam penjelasan surat pengakuan tersebut yang dikeluarkan Menkumham tersebut, diamanatkan agar Agung juga mengakomodir kader di kepengurusan Golkar Munas Bali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement