REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cara berkomunikasi Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang cenderung keras dinilai akan mencederai pikiran dan perasaan warga Jakarta.
“Ahok itu pemimpin, tidak boleh berkata kasar, karena pemimpin itu diteladani, didengarkan, dan diperhatikan,” ujar Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Dr Tuty Alawiyah, Jumat (20/3).
Menurutnya, masyarakat nantinya lambat laun hanya akan mengingat Ahok sebagai gubernur yang kasar. Sedangkan, jasa-jasanya yang ditorehkan dalam pembangunan selama menjadi gubernur akan dilupakan.
“Yang diingat pasti cara bicaranya yang kasar, bukan pada pemikirannya, itu yang tidak disadari oleh Ahok,” jelas dia.
Sebaiknya, Tuty menambahkan, cara berbicara seorang pemimpin juga menjadi indikator penting dalam mencari pemimpin daerah yang baik. Sebab, masyarakat tidak bisa selalu disuguhkan tontonan pemimpin yang keras dalam menyampaikan maksud dan tujuannya.