Jumat 20 Mar 2015 14:32 WIB

Jokowi Tegaskan Pilih Komisaris BUMN Lewat Seleksi

 Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, ketika meninjau Gudang Beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2).  (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, ketika meninjau Gudang Beras Bulog di Kelapa Gading, Jakarta, Rabu (25/2). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo menegaskan bahwa pemilihan komisaris Badan Umum Milik Negara (BUMN) harus menggunakan proses seleksi.

"Coba tanya ke Menteri BUMN, tetapi semuanya kan menggunakan proses seleksi. Sehingga tidak kesana. Yang jelas, semuanya menggunakan proses seleksi," ujar Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (20/3).

Pernyataan tersebut menanggapi adanya pemberitaan tim sukses yang menjadi komisaris BUMN.

Menurut Presiden Joko Widodo semua pemilihan komisaris BUMN dilakukan melalui proses asesmen di Kementerian BUMN.

Presiden meminta agar pengisian jabatan itu disesuaikan dengan kebutuhan BUMN dan kompetensi yang ada.

"Kita ingin kedepan BUMN jadi motor penggerak ekonomi terutama infrastruktur, jadi jangan anggap kita main-main," ujar Jokowi.

Kunjungan Presiden RI Joko Widodo hadiri upacara Tawur Kesanga Nasional Panca Kelud "Yama Raja Dirgayusa Bumi" dalam memperingati hari raya Nyepi tahun Saka 1937/2015 M, di kompleks Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement