REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan permintaan maaf atas kata-kata kasar yang disampaikannya, saat berbicara di salah satu stasiun televisi swasta.
"Jadi ya itu tadi, kalau orang yang merasa tersinggung, atau merasa tidak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, ya saya minta maaf," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (20/3).
Ahok beralasan, ucapan-ucapan kasar yang disampaikannya adalah bentuk akumulasi atas kekecewaannya selama ini, terhadap praktek kemunafikan yang dicontohkan kebanyakan pemimpin di negeri ini.
"Tapi kalau kamu hidup di tengah-tengah masyarakat yang begitu miskin, sementara oknum pejabat nyolong uang gila-gilaan dan dengan santun gaya bahasa agama, kamu muak nggak kira-kira?," jelasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku, bahasa yang diungkapkanya itu belum lah seberapa jika dibandingkan dengan ungkapan sesungguhnya atas kekecewaannya terhadap penyimpangan ini.
"Kalau menurut teman-teman saya masih suka keluarin bahasa toilet, karena saya udah nggak tahan."
Lebih jauh suami Veronica Tan ini menjelaskan, keterlibatannya dalam dunia politik ialah sebagai aktualisasi kemarahannya terhadap kondisi yang timpang ini.
"Saya bisa masuk ke politik karena kemarahan. Karena saya sebagai pengusaha nggak mampu menolong orang miskin, saya sebagai pengusaha enggak mampu menolong rakyat miskin. Rp 500 ribu total Rp 1miliar untuk diberikan ke 2 ribu orang enggak sanggup saya," jelasnya.