REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur Women for The World Foundation, Rosa Rai Djalal mengatakan, peran ibu untuk mencegah anak-anaknya masuk Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) itu sangat besar. Ibu selain harus memperhatikan anaknya, memberikan kasih sayang, juga harus berdaya secara ekonomi. Sebab, anak-anak itu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi.
"Kalau ibu bisa memberikan kebutuhan anak-anaknya, seperti pendidikan, sandang, pangan, maka anak-anak tidak akan masuk kelompok radikal. Sebab, ia sudah tercukupi segalanya dari ibunya," kata Rosa, Jumat, (20/3).
Namun, kalau secara ekonomi ibu dalam posisi lemah, kata dia, maka ia akan kesulitan memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Kelemahan ini bisa dimanfaatkan kelompok radikal untuk masuk dengan menawarkan bantuan ekonomi.
Karena itu, pemerintah harus memberdayakan wanita secara ekonomi. Selain itu, mereka harus diberi edukasi mengenai bagaimana peran keluarga mencegah anak-anaknya masuk kelompok radikal.
"Tidak usah jauh-jauh ke ISIS, anak yang merasa tak nyaman di keluarganya bisa tersesat masuk geng motor. Sebab, ia merasa kesulitan curhat kepada ayah dan ibunya, makanya ia lebih suka curhat dengan teman-temannya di geng motor."
Makanya, ujar dia, ibu harus membangun kepercayaan dengan anak-anaknya. Sehingga ketika menghadapi masalah apapun, anak-anak akan curhat kepada ibunya. "Dengan sikap saling percaya dan terbuka ini, maka anak bisa dicegah masuk geng motor, maupun masuk kelompok radikal seperti ISIS."