Jumat 20 Mar 2015 16:35 WIB

Pemerintah Akan Revisi Target Produksi Beras Indonesia

Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Warga membeli beras di agen beras Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Senin (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan merevisi target produksi beras nasional setelah mendapat data kebutuhan konsumsi beras per kapita.

"Jadi kalau kemudian kita ekstrapolasi berarti produksi Indonesia yang harus direvisi kembali, berapa produksi yang sebenarnya. Itu dikaitkan dengan luas lahan dan hilangnya lahan akibat dari banyak penggunaan untuk kepentingan yang lain," kata Menteri Koordinator Bidang perekonomian Sofyan Djalil ketika ditemui di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (20/3).

Pemerintah pada Jumat melakukan penyesuaian data terkait konsumsi beras per kapita dengan membandingkan sejumlah nilai yang digunakan oleh beberapa kementerian dan institusi negara seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Badan Pusat Statistik.

Jumlah takaran tersebut antara lain yang pertama dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) rumah tangga ukuran 87,63 kg per tahun atau 240 gram per hari, kedua dari BPS/Kemendag rumah tangga dan rumah makan 114 kg per tahun atau 312 gram per hari. Lalu yang ketiga yaitu takaran data neraca beras Kementan 124 kg per tahun atau 340 gram per hari dan yang keempat dari Badan Pusat Statistik 139 kg per hari atau 380 gram per hari.

Sebelumnya pemerintah Indonesia menggunakan data jumlah konsumsi beras pertahun perkapita adalah sebesar 124 kg per tahun. "Oleh sebab itu, data konsumsi beras mungkin sekitar 114 kg pertahun dan itu data yang sudah dilakukan studi oleh BPS," kata Sofyan.

Sofyan menjelaskan pemerintah akan merevisi target produksi beras karena selama ini jumlah konsumsi beras tidak sebesar yang dianggap oleh sejumlah kementerian dan institusi negara. "Oleh sebab itu, kalau konsumsi sudah jelas maka kita perlu kalkulasi kembali tentang tingkat produksi," tegas Sofyan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement