Jumat 20 Mar 2015 16:42 WIB

Umat Hindu Surabaya Puji Kepemimpinan Risma

Rep: Andi Nurroni / Red: Ilham
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Umat Hindu di Surabaya memuji kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini. Risma dinilai mampu menjaga kerukunan umat beragama di Surabaya yang ditinggali bermacam umat beragama serta etnis. 

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Timur, I Ketut Sudiarta menyampaikan, Wali Kota Risma telah memberikan pengayoman terhadap keberagaman umat beragam di Surabaya, termasuk kepada umat Hindu. Termasuk telah memfasilitasi umat Hindu untuk melakukan peribadatan.

“Saya memberikan penghargaan kepada Ibu Walikota. Beliau ini sangat menjunjung tinggi apa yang diamanatkan Pasal 29 UUD 1945 tentang kebebasan beragama sesuai pilihan masing-masing indvidu,” ujar Sudiarta dalam perayaan Tawur Agung Kesanga, peringatan Nyepi Tahun baru Saka 1937 di kompleks Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (20/3).

Dalam sambutannya, Walikota Risma mengucapkan selamat kepada segenap umat Hindu yang merayakan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1937. Menurut Risma, perayaan Nyepi menjadi momentum bagi warga Kota Surabaya untuk semakin mempererat kebersamaan tanpa harus terkotak-kotak oleh perbedaan keyakinan, perbedaan etnis ataupun warna kulit.

Sebab, menurut Risma, Surabaya memang merupakan “rumah keberagaman” karena ditinggali warga dengan berbagai etnis hingga keyakinan.  “Kita semua adalah bagian dari warga Surabaya. Mari kita pererat kebersamaan. Kita tidak boleh membeda-bedakan sesama manusia karena Tuhan menciptakan kita tidak mungkin sama,” ujar Risma.

Wali Kota perempuan pertama itu mengingatkan, tahun 2015 merupakan tahun kebangkitan. Semangat Nyepi, menurut Risma, harus membuat warga Surabaya bangkit dalam menyambut datangnya era baru Masyarakat Ekonomi Eropa (MEA). Karenanya, dia mengajak para pemuka agama untuk ikut bergandengan tangan dalam menyiapkan generasi muda yang berkualitas. 

“Jangan sampai masa depan anak-anak kita hancur karena efek buruk kemajuan teknologi. Kita harus mampu menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri. Kita harus maju bersama dan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain,” ujar dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement