REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Daulay menyayangkan sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai pejabat publik yang kurang memperhatikan pilihan kata-kata saat berbicara.
"Sebagai pejabat publik sebaiknya Ahok memperhatikan sikap, perilaku, dan ucapan. Maksud dan tujuan yang baik, jika disampaikan dengan cara tidak baik, hasilnya bisa jadi tidak baik," ujarnya di Jakarta, Jumat, (20/3).
Ia pun menilai, kekesalan Ahok terhadap seseorang atau sekelompok orang sebaiknya tidak dipertontonkan secara terbuka di depan publik.
Sebab belum tentu semua orang mengerti duduk persoalan yang ada. Bisa jadi orang mengira bahwa Ahok sama sekali tidak menjaga tata krama kesopanan dan nilai-nilai ketimuran.
"Buktinya, ada orang yang tanya saya, Pak, kenapa Ahok marah-marah begitu? Kelihatannya kok kurang sopan?,"
Orang yang bertanya kepadanya, jelas Saleh ternyata belum tahu apa-apa soal perseteruan Ahok dan kalangan DPRD. Kalau begini Ahok sendiri yang akan rugi.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali menjadi sorotan setelah mengeluarkan kata-kata kasar dan kotor saat diwawancara secara langsung oleh salah satu televisi swasta.
Ahok pun telah menyampaikan permintaan maaf atas kata-kata kasar yang disampaikannya, saat berbicara di salah satu stasiun televisi swasta.
Ia beralasan, ucapan-ucapan kasar yang disampaikannya adalah bentuk akumulasi atas kekecewaannya selama ini, terhadap praktek kemunafikan yang dicontohkan kebanyakan pemimpin di negeri ini.
"Tapi kalau kamu hidup di tengah-tengah masyarakat yang begitu miskin, sementara oknum pejabat nyolong uang gila-gilaan dan dengan santun gaya bahasa agama, kamu muak nggak kira-kira?," jelasnya.