Jumat 20 Mar 2015 19:15 WIB

Menteri ESDM: Baru 84 Persen Wilayah Indonesia Teraliri Listrik

Rep: c85/ Red: Satya Festiani
Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) didampingi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan tentang program penyediaan pemasangan listrik ke sekolah di Jakarta, Jumat (20/3).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Menteri ESDM Sudirman Said (kanan) didampingi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan tentang program penyediaan pemasangan listrik ke sekolah di Jakarta, Jumat (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wilayah Indonesia ternyata masih banyak yang belum tersentuh listrik. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Sudirman Said mengatakan, baru 84 persen wilayah Indonesia yang sudah terliri listrik. Sisanya masih gelap termasuk ribuan sekolah dari tingkat SD hingga SMA yang belum juga mendapat pasokan listrik. Padahal, listik menjadi komponen penting dalam menunjang aktivitas belajar mengajar.

"Ternyata di antara 200 ribu lebih sekolah yang dikelola pemerintah, masih ada yang belum memperoleh sambungan listrik. Kemendikbud memperoleh informasi dari sekolah sekolah itu yang nantinya menjadi tugas kami untuk melakukan verifikasi, dan nantinya akan dilakukan tindakan di lapangan," jelas Sudirman Said, Jumat (20/3).

Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengungkapkan bahwa dari 208 ribu sekolah di Indonesia, masih ada 17.520 sekolah yang belum teraliri listrik. Angka sebesar ini mencakup Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.

Lebih lanjut, Mantan Rektor Universitas Paramadina ini menjelaskan, sekarang ini beberapa daerah Indonesia memang sudah terelektrifikasi, namun masih banyak sekolah yang belum terelektrifikasi yaitu 8,4 persen, dengan komponen terbesarnya adalah SD dan SMP sebesar 14.992, sedangkan SMA dan SMK 2.528 sekolah.

Ia juga menjelaskan, sekolah yang belum teraliri listrik itu paling besar di Papua kemudian Sulawesi Barat, Papua Barat, NTT, dan Kalimantan Barat. "Paling rendah papua dimana baru 55 persen terlalui. Kemudian,  Sulawesi Barat 63 persen, Papua Barat 66 persen, NTT 70 persen, Kalbar 71 persen," jelas Anies.

Untuk memecahkan masalah ini, kementerian ESDM merencanakan menggunakan titik-titik pendidikan sebagai hub untuk membangun listrik dengan energi baru. "Secara natural memang infrastrukturnya susah, dan itu hanya ebt yang mungkin kita bisa dorong," ujar Sudirman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement