Jumat 20 Mar 2015 20:05 WIB

Langkah Kemendikbud Cegah Buku Pelajaran Menyimpang

Rep: C26/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anis Baswedan.
Foto: Antara
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anis Baswedan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beredarnya buku-buku yang isinya menyimpang meresahkan masyarakat. Apalagi buku tersebut dijadikan buku pelajaran bagi siswa di sekolah. Untuk itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyiapkan antisipasi mencegah kejadian itu terulang lagi.

Mendikbud Anies Baswedan mengatakan kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi pihaknya. Ia pun mengungkapkan langkah ke depannya untuk mencegah buku pelajaran yang isinya menyimpang beredar lagi.

"Jadi penyusunan buku harus dikerjakan dengan matang, melibatkan reviewer dari berbagai kalangan dan jangan mengejar waktu yang penting," kata Anies, Jumat (20/3) di Gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat.

Ia mengatakan langkah tersebut akan dilakukan Kemendikbud ke depannya. Pasalnya, buku yang mengajarkan radikalisme terlanjur beredar dikarenakan belum dievaluasi dengan baik sebelumnya.

Akibatnya, penyimpangan isi yang terkandung tidak terdeteksi lebih dini. Bahkan sudah terlanjur beredar luas di kalangan pendidikan.

Menurutnya buku pelajaran siswa harus diberikan yang terbaik. Karenanya isinya harus sejalan dengan prinsip negara sehingga tidak berdampak buruk pada pelajar. Ia menghimbau jangan sampai buku ajar justru berbahaya bagi anak didik.

Sebelumnya buku Pendidikan Agama Islam yang terkandung ajaran kekerasan telah beredar di Jombang. Buku agama itu menjelaskan umat muslim boleh membunuh orang musyrik. Materi itu dikritik karena mengandung paham radikal seperti ISIS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement