Sabtu 21 Mar 2015 14:30 WIB

Diam-diam, Dirjen Pajak Terus Tangkap Penunggak Pajak

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Satya Festiani
Direktur Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Direktur Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pajak Sigit Priadi Pramudito mengatakan terus melakukan upaya gijzeling atau penyanderaan kepada wajib pajak yang menunggak pajak dalam jumlah besar. Hanya saja, Sigit melakukannya diam-diam dan tidak memublikasikannya kepada media.

"Gijzeling jalan terus. Hanya saja pemberitaannya tidak seperti kemarin-kemarin," kata Sigit kepada wartawan di kantor Ditjen Pajak belum lama ini.

Pemberitaan gijzeling begitu marak saat Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo menjabat sebagai pelaksana tugas Dirjen Pajak. Kala itu, setiap kali dilakukan penyanderaan, Ditjen Pajak selalu mengumumkannya kepada media.

"Memang sengaja saya rem. Belum lama ini bahkan ada wajib pajak yang disandera di Jambi," ungkapnya.

Sigit mengatakan gijzeling merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menagih utang pajak dari wajib pajak pribadi atau badan yang tak juga membayar. Biasanya jumlahnya utang pajaknya di atas Rp 100 juta.

"Kalau bicara potensi, kira-kira kita bisa dapat Rp 10 triliun dari upaya ini," kata Sigit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement