REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali mengeluarkan kata-kata kasar saat berbicara di salah satu stasiun televisi swasta. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meniai, sebagai publik figur seharusnya Ahok bisa menjaga kesantunan dalam berkomunikasi.
"Sebab publik figur, seperti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) baik perilaku maupun ucapannya berpotensi menjadi contoh bagi anak-anak," ujar Komisioner KPAI, Susanto, Sabtu (21/3).
Menurut Susanto, sebenarnya bukan hanya Ahok saja yang harus menjaga kesantunan dalam berkomunikasi, namun semua publik figur. "Menurut saya semua figur publik, baik pejabat, artis, tokoh sepantasnya menggunakan komunikasi yang santun dan sesuai azas kepantasan," katanya.
Ia menambagkan, terlebih bagi publik figur yang sering muncul di berbagai acara sehingga bisa dilihat anak-anak dan menjadi contoh anak-anak. "Figur publik bisa menjadi model bagi perilaku anak. Makanya mereka harus menjaga sikap dan perkataannya," tandasnya.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan permintaan maaf atas kata-kata kasar yang disampaikannya, saat berbicara di salah satu stasiun televisi swasta.
"Jadi ya itu tadi, kalau orang yang merasa tersinggung, atau merasa tidak suka perkataan saya membawa bahasa toilet, ya saya minta maaf," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (20/3).
Ahok beralasan, ucapan-ucapan kasar yang disampaikannya adalah bentuk akumulasi atas kekecewaannya selama ini, terhadap praktek kemunafikan yang dicontohkan kebanyakan pemimpin di negeri ini.
"Tapi kalau kamu hidup di tengah-tengah masyarakat yang begitu miskin, sementara oknum pejabat nyolong uang gila-gilaan dan dengan santun gaya bahasa agama, kamu muak nggak kira-kira?," jelasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengaku, bahasa yang diungkapkanya itu belum lah seberapa jika dibandingkan dengan ungkapan sesungguhnya atas kekecewaannya terhadap penyimpangan ini.