REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG PINANG -- Komunitas Bakti Bangsa mengharapkan pemerintah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau menyelamatkan sekitar 40 anak dari pekerja seks komersial yang tinggal di Lokalisasi Batu 15.
"Mereka anak-anak yang tidak berdosa, anak bangsa, generasi penerus bangsa yang berhak hidup layak, seperti anak-anak lainnya," kata Ketua Komunitas Bakti Bangsa Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Dodi Riyanto di Tanjungpinang, Sabtu (21/3).
Dia menjelaskan, masa depan puluhan anak yang tinggal di lokalisasi tersebut terancam, meskipun mereka mengenyam pendidikan. Lingkungan di lokalisasi memberi pengaruh buruk kepada mereka sehingga pemerintah harus turun tangan. Suka atau tidak suka mereka menyaksikan kehidupan di lokalisasi. Sementara ibu mereka terpaksa bekerja sebagai PSK untuk mendapatkan uang.
"Di usia mereka ini seharusnya mendapatkan kasih sayang baik dan lingkungan bermain yang tepat," katanya.
Anak-anak itu harus dipelihara pemerintah, tanpa menghilangkan hak-hak orang tuanya untuk memberi perhatian kepada anak-anak tersebut. "Kita semua harus melihat ini sebagai realita hidup yang mengenaskan. Selamatkan anak-anak itu, dan mungkin saja suatu hari nanti nasib mereka jauh lebih baik," ucapnya.