REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto mengatakan, pihaknya saat ini sedang mendalami adanya dugaan warga Kota Pontianak berinisial MAN yang terlibat Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
"Saya sudah perintahkan intelijen untuk mendalami informasi itu, termasuk mencari informasi melalui akun media sosial terkait paham-paham ISIS," kata Kapolda Arief Sulistyanto di Pontianak, Sabtu (21/3).
Dia menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih mendalami kebenaran MAN berada di Iraq. Kemudian, mereka akan menesuri aktivitasnya, apakah mendapatkan paham itu di Pontianak atau di luar Pontianak.
"Tetapi dari postingan-postingan yang ada di akun orang yang menyebarkan paham ISIS, kelihatannya MAN tidak bekerja lagi di Pontianak, sehingga terus didalami dan diawasi, agar tidak ada paham ISIS di Kalbar," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar sudah melakukan sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat agar mewaspadai terkait paham-paham ISIS di seluruh Kalbar.
Yang perlu diwaspadai, kata dia, membentengi akses informasi masyarakat terkait paham ISIS, serta bagaimana masyarakat bisa secepatnya melaporkan terkait adanya ajaran-ajaran maupun paham ISIS agar tidak masuk ke Kalbar. "Sehingga semuanya harus mewaspadai agar paham radikal tersebut tidak masuk ke Kalbar," ujarnya.
Sementara itu, Heszi, orang tua MAN mengaku kaget mendengar informassi tentang anaknya. Menurut dia, seminggu lalu ada intel Kodam XII Tanjungpura datang ke rumah menanyakan keberadaan MAN. Jika benar anaknya bergabung dengan ISIS, dia meminta anaknya kembali. "Kami minta dia kembali ke Indonesia, bagaimanapun caranya," ujarnya.
Ia mengaku sudah satu minggu ini tidak berkomunikasi dengan anaknya. Dia berharap anaknya bisa secepatnya kembali berkomunikasi karena khawatir ada kesalahan informasi. "Mudah-mudahan dia disana hanya bekerja bukan gabung dengan ISIS," ujarnya.