REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Konflik partai Golkar dinilai wajar dapat menimbulkan partai baru. Sebab, hal yang sama sudah pernah terjadi pada partai berlambang pohon beringin ini selama 4 kali. Saat ini dualismen kepengurusan Golkar memang masih belum terlihat akan islah antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono.
"Golkar sudah biasa berkonflik, saat ini sudah menghasilkan 4 partai, kalau konflik sekarang melahirkan partai baru itu wajar," kata pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto, Sabtu (21/3).
Dengan pengalaman itu, imbuh Nico, menjadi tantangan bagi Golkar untuk tetap memertahankan eksistensinya. Selama ini, ketika Golkar tengah konflik yang berujung pada perpecahan, pilihannya hanya dua, turun perolehan suara atau tetap memertahankan.
Ini jadi tantangan tersendiri bagi kedua kubu yang berkonflik. "Politisi Golkar harus sadar mereka selalu terlibat konflik internal yang justru merugikan mereka sendiri," imbuh dia.
Dua kubu kepengurusan Golkar memang tidak terlihat akan islah untuk menyelesaikan konflik di internal mereka. Pasca putusan sidang Majelis Pertimbangan Partai Golkar, juga tidak membuat dua kubu yang ada di Golkar kembali bersatu.
Bahkan, jika salah satu pihak sudah mendapat Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM, maka pihak lainnya akan mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).