REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - KBRI Brusel menyatakan pengusaha Eropa berminat untuk menggunakan perangkat lunak keamanan buatan Indonesia. Terutama perangkat yang ditampilkan dalam Pameran Bisnis Digital Dunia, CeBIT 2015 di Kota Hanover, Jerman pada 16-20 Maret.
Konselor KBRI Brusel, Riaz JP Saehu mengatakan kontrak selama pameran tahun ini meningkat dari sebelumnya menjadi lebih dari 4 juta dolar AS. Sebanyak 12 perusahaan Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ambil bagian dalam Pameran Bisnis Digital Dunia, CeBIT 2015 di Kota Hanover, Jerman.
Sebelumnya pada 2013, partisipasi Indonesia menghasilkan kontrak senilai 3,75 juta dolar AS. Tahun 2015, kehadiran produk buatan perusahaan Indonesia yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian RI dan KBRI Brussel, dilirik oleh sejumlah pengusaha antara lain dari Timur Tengah dan Eropa.
Indonesia diwakili 12 perusahaan TIK Indonesia yaitu Abyor International, Bandung Techno Park, Bataviasoft Indonesia, Dua Empat Tujuh (Solusi247), Fusi Global Teknologi, Gulfware Intl Technologies LLC, Indoguardika Cipta Kreasi, Kreasi Online Indonesia Suitmedia, Pusat Mikroelektronika ITB, Sangkuriang International, Qwords Company International dan Zenius Education.
Sejak dibukanya Paviliun Indonesia pada 16 Maret 2015 hingga Sabtu (21/3), pemerintah dan pengusaha dengan berbagai mitranya di pameran bisnis tersebut telah menarik minat pengusaha dari Timur Tengah untuk bekerja sama dalam bidang "game development". Sementara pengusaha asal Eropa telah menyatakan minatnya terhadap software keamanan yang dipamerkan oleh exhibitor Indonesia.
Selama pameran berlangsung, para pengusaha dari Indonesia melakukan pertemuan dengan EIBN (European Indonesia Business Network). EIBN berencana untuk mengadakan Information and Communication Technology (ICT) Trade Mission to Indonesia di Jakarta pada 23-27 November 2015.