Ahad 22 Mar 2015 17:35 WIB

PM Turki Ajak PKK Akhiri Konflik Bersenjata

Ahmed Davutoglu
Foto: daylife.com
Ahmed Davutoglu

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Perdana Menteri Turki Ahmed Davutoglu menyerukan diakhirinya konflik bersenjata selama 40 tahun melawan kelompok terlarang PKK saat perayaan Hari Nowruz di Istanbul pada Sabtu (21/3).

Davutoglu berpidato di hadapan orang yang menghadiri Festival Musim Semi itu di Istanbul, dan mengatakan, "Saya menyeru semua orang agar meninggalkan kebencian dan berbicara dalam bahasa kasih-sayang mulai sekarang."

"Mari lah kita kubur kebencian, kekerasan, senjata di dalam tanah selamanya, dan bukan menguburkan generasi muda kita. Mari lah kita kuburkan rasa sakit para ibu syuhada dan mereka yang kehilangan putra mereka," kata Davutoglu, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.

Ia mengatakan sasaran utama pemerintah dengan proses penyelesaian tersebut ialah memelihara persatuan negara, persaudaraan di kalangan warga dan kenyamanan serta perdamaian di negeri itu.

Pemerintah Turki pada awal 2013 melancarkan gagasan yang dikenal sebagai "proses penyelesaian" guna mengakhiri konflik beberapa dasawarsa melawan kelompok terlarang PKK, yang telah merenggut lebih dari 40.000 nyawa.

PKK dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris oleh Turki serta Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Sementara itu pemimpin PKK Abdullah Ocalan, yang dipenjarakan, mengatakan, "PKK harus mengadakan kongres guna mengakhiri konflik bersenjata selama 40 tahun melawan Pemerintah Turki."

Di dalam pernyataan tersebut, Ocalan menekankan perlunya "penyelesaian demokratis" bagi masalah Kurdi di Turki. Ia menyatakan "identitas perang yang tidak punya arti dan tak kenal kasihan" adalah akibat dari "krisis neo-liberal --yang ditimbulkan oleh kapitalisme imperialis dan antek lokalnya".

Nowruz adalah festival 21 Maret, yang menandai awal musim semi dan dirayakan terutama di Iran, Afghanistan, India, Turki, Azerbaijan, Albania dan Macedonia. Penduduk Kurdi di Turki terutama memandangnya sebagai kegiatan penting budaya dan tradisi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement