Ahad 22 Mar 2015 18:06 WIB

Musim Panen di Batujajar Tiba

Rep: C12/ Red: Djibril Muhammad
Petani saat musim panen (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Petani saat musim panen (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BATU JAJAR -- Sebagian lahan persawahan padi di Desa Selacau, Kecamatan Batu Jajar, kini mulai memasuki masa panen.

Parman, salah satu buruh tani di Kampung Sinarmukti Desa Selacau, mengungkapkan lahan sawah padi yang digarap olehnya baru saja panen, Ahad (22/3).

"Barusan panen, tapi sawah yang lain masih semingguan lagi mungkin," kata dia pada Ahad (22/3) siang usai memanen sawah garapannya di Desa Selacau, Batujajar, Bandung Barat.

Sementara itu, Ayi, buruh tani di kampung yang sama, mengakui sawah garapannya saat ini belum memasuki masa panen. Namun, sekitar 10 hari lagi, padi di sawahnya mulai bisa dipanen. "Kalau saya paling 10 hari lagi," ujar dia.

Ayi menjelaskan, musim panen sekarang ini diuntungkan dengan hujan yang sering turun membasahi sawah-sawah garapannya. Sebab, jika jarang hujan, masa panen baru terjadi selama empat sampai lima bulan.

Sawah garapan Ayi sendiri ditanam pada akhir Desember lalu. Total, Ayi menanti masa panen sekitar tiga bulan lebih sepuluh hari. "Masa panen sekarang normal sih. Ya itu karena hujan. Tapi kalau lagi kering, ya enggak nyawah," kata Ayi.

Buruh tani asli Batujajar ini, pun mengeluhkan irigasi yang kerap tidak lancar mengaliri sawah di daerahnya. Sawah garapannya berada di pinggir jalan raya Sinar Mukti.

Selokan di pinggir jalan tersebut, tertimbun tanah-tanah lumpur sehingga menghambat aliran air ke persawahan. "Kalau di selokannya lancar, enggak banyak lumpur, aliran air ke sawahnya juga lancar," tutur dia.

Selain itu, ia melanjutkan, sumber air yang digunakan untuk lahan persawahannya, berasal dari bendungan di Lagadar, Cimahi. Air di bendungan tersebut, kata dia, dari sungai Citarum.

Karena air di sungai Citarum sudah banyak tercemari oleh limbah-limbah pabrik, maka persawahan di kawasannya terpaksa menggunakan sumber air dari sungai Citarum yang telah tercemari limbah.

Dalam kondisi itu, padi-padi tersebut tentu akan berkualitas kurang baik. Untung saja, dalam beberapa pekan terakhir, hujan sering turun sehingga padinya akan berkualitas baik. "Air hujan kan bagus," ujar dia.

Namun, sebagian lahan sawah di sepanjang jalan raya Sinarmukti, sebagian masih ada yang tampak baru ditanam. Tandur-tandur yang terhampar itu masih terlihat begitu hijau tanpa sedikitpun bulir yang berbuah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement