REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT-- Kelompok keras Negara Islam (ISIS) menyatakan bertanggung jawab atas serangkaian serangan di Suriah, yang menewaskan puluhan orang, dalam pengumuman di radio mereka, Al-Bayan, Sabtu.
Dalam pesan radio tersebut, ISIS mengatakan mereka adalah pelaku pengeboman, yang menyasar suku Kurdi, yang merayakan Tahun Baru di Suriah timurlaut, dan peledakan di wilayah pemerintah di Provinsi Hama.
Dua pengeboman di kota Hasakeh timurlaut, Jumat, terjadi ketika masyarakat merayakan malam Tahun Baru, menewaskan 45 orang, termasuk sedikit-dikitnya 12 anak-anak, kata lembaga Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah.
Kepala lembaga pengawas itu, Rami Abdel Rahman, mengatakan penduduk takut merayakan Tahun Baru pada Sabtu, karena khwatir akan serangan lanjutan. Serangan diyakini paling berdarah di Suriah pada 2015 itu mendapat banyak kutukan dari berbagai tempat.
"Kejahatan keji pada hari libur nasional Suriah menunjukkan bahwa pelaku tidak terkait dengan masyarakat dan budaya Suriah. Ciri itu melekat pada rejim Presiden Bashar al-Assad dan kelompok ekstremis yang dibinanya," kata Dewan Keamanan Suriah, badan oposisi terbesar dari Koalisi Nasional.
ISIS, dalam keterangan melalui saluran radionya, juga mengklaim bertanggung jawab atas "operasi khusus" pada Jumat (20/3) yang menyerang jalur pasokan logistik pemerintah yang menghubungkan provinsi Hama dan Aleppo di sebelah utara.
"Tentara kami menyerang pos pemeriksaan rejim Bashar al-Assad," kata Al-Bayan, dan menewaskan lebih dari 100 tentara al-Assad dan 15 personel dari milisi Hezbollah Lebanon, yang masuk ke Suriah untuk membantu pihak pemerintah.
Dewan Keamanan Suriah mengatakan serangan di Hama menewaskan 63 orang, sementara serangan IS di provinsi Homs membunuh 20 tentara al-Assad. Konflik di Suriah sendiri dimulai sejak Maret 2011, diawali demonstrasi damai yang berkembang menjadi perang saudara yang didominasi oleh kehadiran kelompok Islam garis keras.