Selasa 24 Mar 2015 00:45 WIB

RUU Perlindungan PRT Mangkrak 11 Tahun

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Pembantu rumah tangga.  (ilustrasi)
Pembantu rumah tangga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Jaringan Advokasi Nasional Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT) Lita Anggra prihatin dengan rancangan undang-undang (RUU) Perlindungan PRT tak kunjung menjadi prioritas prigram legislasi nasional (Prolegnas) DPR pada 2015. Padahal, RUU itu sudah berada di DPR sejak 11 tahun lalu, namun nasibnya tidak pernah dibahas apalagi disahkan.

Rencana Presiden Indonesia Joko Widodo menghentikan pengiriman PRT keluar negeri membuatnya lebih kecewa. "Yang sangat disesalkan adalah DPR dan pemerintah yaitu Menteri Keternagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri saling melempar tanggung jawab pembahasan RUU PPRT dan ratifikasi konvensi ILO 189," ujarnya kepada ROL, di sela-sela aksi doa bersama relawan mogok makan di Bundaran HI, di Jakarta, Senin (23/4) malam.

Sekitar 1.400 relawan Indonesia mengikuti reli mogok makan. Aksi itu sebagai tanda keprihatinan akan nasib PRT dan RUU PPRT yang tidak kunjung disahkan.

Lita bersama peserta mogok makan lain tidak akan menyerah dan terus mendesak pemerintah. Ia juga meminta agar pemerintah dan DPR segera menempatkan RUU PPRT dan ratifikasi Konvensi ILO 189 kerja layak PRT dalam prioritas prolegnas 2015.

"Kemudian pemerintah segara melakukan pembahasan dan mengesahkan. Jika tidak ada tanggapan dari pemerintah, maka kami akan terus melakukan aksi-aksi sampai tuntutan kami dipenuhi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement