Selasa 24 Mar 2015 07:04 WIB
Buku Islam Radikal

Buku PAI Bermaterikan Radikalisme Harus Direvisi

Pengetahuan agama Islam yang benar dapat menangkal tumbuhnya bibit radikalisme.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat/ca
Pengetahuan agama Islam yang benar dapat menangkal tumbuhnya bibit radikalisme.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin akan berupaya agar buku Pendidikan Agama Islam yang bermaterikan radikalisme harus direvisi. "Buku itu harus direvisi (oleh Kemdikbud) sampai pada penyempurnaan untuk menjadi pengganti buku lama," katanya di Jakarta, Senin Malam.

Dia mengatakan Kemenag merupakan pihak yang hanya dapat memberi imbauan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar buku PAI yang beredar di Jombang, Jawa Timur itu direvisi. "Buku itu diterbitkan oleh Kemdikbud, kalau diterbitakan Kemenag akan segera direvisi. Tapi dalam konteks ini Kemenag tidak punya kewenangan hanya sebatas imbauan," kata Lukman.

Buku tersebut, kata dia, memiliki konten mengarah kepada radikalisme. Sementara radikalisme tidak dibenarkan oleh ajaran agama manapun. Lukman mengatakan, pihaknya melalui Direktorat Pendidikan Islam sudah menyampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar materi buku-buku agama itu dikoordinasikan.

Konsultasi antara Kemenag dan Kemendikbud, lanjut dia, menjadi langkah penting agar tercapai kesepahaman muatan pendidikan kepada siswa yang toleran. Kemenag sendiri dikatakan Lukman telah intensif menjalin kerja sama dengan tokoh agama dan pendidikan pesantren untuk menggodok pemahaman keagamaan.

Menurut dia, radikalisme juga tidak selalu berasal dari agama tapi juga dari faktor ekonomi. "Meski begitu, kita tidak bisa menutup mata terkait paham keagamaan dapat mempengaruhi. Maka kami tekankan agar para pendidik untuk bisa mendidik dengan materi Islam yang penuh toleransi secara intensif," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement