REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menilai para guru yang terlibat dalam tim penyusunan buku pelajaran sekolah harus reedukasi atau melakukan pendidikan ulang terkait dengan temuan adanya materi Islam radikal di buku pelajaran agama tingkat SMA.
"Bukan hanya soal penarikan, yang jadi persoalan dan yang dibutuhkan adalah reedukasi dan pendampingan," kata Ketua GP Ansor Jombang Zulfikar Dawam Ikhwanto dikonfirmasi soal tindak lanjut penarikan buku yang memuat materi Islam radikal itu, Senin Malam.
Pihaknya mengaku prihatin dengan adanya temuan materi pelajaran yang mengajarkan Islam radikal di buku sekolah tingkat SMA yang ada di Kabuaten Jombang. Seharusnya, dunia pendidikan netral dari berbagai materi pelajaran yang mengajarkan radikalisme.
"Dunia penddikan harus netral, tidak boleh ada nilai-nilai yang mengajarkan peserta didik disahkan berbuat anarkis, melakukan perbuatan radikal yang bisa memicu perpecahan," katanya.
Pihaknya mengatakan, di sekolah umum rentan dimasuki kelompok tertentu. Dengan dalih menyelenggarakan kegiatan keagamaan dan meningkatkan keimanan, pihak tertentu ini sengaja masuk. Terlebih lagi usia pelajar yang masih labil, sehingga ketika ada paham keagaaman baru, mereka mudah terbujuk untuk aktif di dalamnya.