Selasa 24 Mar 2015 17:06 WIB

Kerja Sama Penerbangan Qantas dan China Eastern Belum Tuntas

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Komisi persaingan usaha di Australia akan menolak rencana perjanjian yang dibuat oleh maskapai Qantas dan China Eastern soal jalur penerbangan ke Shanghai.

Rencananya maskapai milik Australia Qantas dan China Eastern dari China akan melakukan operasi penerbangan ke Shanghai. Kedua penerbangan berpendapat dengan jalur ini akan meningkatkan koneksi, selain tentunya kemudahan bagi pelanggan penerbangan domestik China Eastern.

Tak hanya itu, mereka pun menawarkan pilihan jadwal kedatangan dan keberangkatan yang lebih baik.

Namun, Komisi Kompetisi dan Konsumen Australia (ACCC) mengatakan manfaat-manfaat yang ada ini terbatas, dan sebenarnya sudah dapat dinikmati oleh penumpang yang terbang dengan maskapai China Eastern.

Ada kekhawatiran pula Qantas dan China Eastern menguasai 80 persen rute penerbangan dari Sydney-Shanghai. Dan perjanjian yang diusulkan ditakutkan dapat membatasi kapasitas dan berpotensi membuat harga rute tersebut meningkat.

"Mereka adalah dua maskapai besar dalam rute tersebut dan satu-satunya penerbangan yang menawarkan penerbangan setiap hari, sehingga kompetisi ketat bisa menjadi kendala untuk satu sama lain," ujar Ketua ACCC, Rod Sims baru-baru ini.

Sementara itu, Direktur Qantas internasional Gareth Evans mengatakan ada persaingan yang lebih luas dalam rute Australia-China di luar jalur Sydney-Shanghai.

"Sudah ada lebih dari 20 penerbangan yang menyediakan layanan antara Australia dan China, dan harga yang cukup tinggi pada rute-rute ini menunjukkan bahwa pasar untuk rute ini sangat kompetitif," katanya dalam sebuah pernyataan.

Dalam pengajuan aslinya ke ACCC, Qantas menyoroti bahwa penerbangan langsung setiap hari dan penerbangan langsung setiap hari China Eastern antara Sydney dan Shanghai kalah banyak dengan penerbangan tidak langsung antar kota-kota.

Qantas mengamati Cathay Pacific memiliki rata-rata 8 kali penerbagan ke Shanghai setiap harinya dan bahkan lebih banyak penerbangan dengan lewat Hong Kong.

Kini, ACCC sedang menunggu lebih lanjut dari pihak yang berkepentingan untuk menyediakan segala informasi dan pengajuan sebelum keputusan akhir, 8 April mendatang.

Perjanjian antara Qantas dan China Eastern ditandatangani pada bulan November 2014 oleh CEO Qantas, Alan Joyce dan Direktur Utama China Eastern, Liu Shaoyong di Gedung Parlemen di Canberra.

Dalam penandatangan perjanjian, ikut hadir Perdana Menteri Tony Abbott dan Presiden China Xi Jinping, yang kebetulan sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement