Selasa 24 Mar 2015 17:04 WIB

Tewaskan 500 Ternak, Anjing Liar Ini Diburu Selama Tiga Tahun

Red:
 Diperlukan waktu lima tahun bagi petugas Taman Nasional untuk menangkap anjing liar tersebut.
Foto: Mick Filtness NPWS
Diperlukan waktu lima tahun bagi petugas Taman Nasional untuk menangkap anjing liar tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Seekor anjing liar yang diperkirakan telah membunuh antara 300 sampai 500 ternak di kota kecil Monaro, di negara bagian New South Wales, Australia, akhirnya berhasil ditangkap dan dibunuh.

Sebelumnya, meskipun sudah ada berbagai usaha, anjing ini berhasil lolos, hal yang menyebabkan kekhawatiran berlanjut bagi para pemilik lahan yang terletak tidak jauh dari Taman Nasional  Kosciuszko tersebut.

Salah seorang yang terus menerus memburu anjing liar itu adalah petugas Taman Nasional Mick Filtness yang sudah melakukannya selama tiga tahun terakhir.

"Dari saat saya bangun pagi, sampai ketika saya hendak tidur atau bahkan ketika tertidur, saya berusaha menduga-duga keberadaan anjing ini," kata Filtness baru-baru ini.

"Selama bertahun-tahun, saya sudah membuat berbagai rencana dari A sampai Z."

Usaha menangkap anjing liar ini dipersulit karena binatang ini berperilaku berbeda dibandingkan dengan anjing liar lainnya di tempat lain.

"Kebanyakan anjing ketika kita menemukan ke arah mana merek lari, kita akan bisa menemukan mereka." kata Filtness.

"Namun anjing ini, kita sudah berhasil menemukan kemana dia lari namun dia tahu kita bergerak ke sana, dan berhasil menghindar."

Karena kemampuan menghindar anjing itu sudah berlangsung lama, Filtness akhirnya meminta bantuan Glen Dixon seorang pemburu anjing yang sudah bekerja di tempat lain.

"Anjing belajar dengan cepat. Dia mungkin memiliki anggota keluarga yang pernah masuk perangkap. Dia berada di tempat kejadian ketika yang lainnya masuk perangkap, sehingga belajar bagaimana menghindarinya."

Setelah belajar dari anjingnya sendiri yang berusia 13 tahun, Dixon kemudian membuat beberapa perangkap di beberapa tempat untuk menangkap anjing liar tersebut dan akhirnya berhasil mendapatkan hewan buruan ini.

Filtness dan Dixon sekarang akan melakukan uji DNA untuk melihat dari mana asal anjing tersebut yang kemungkinan memiliki keturunan dingo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement