REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Seekor anjing liar yang diperkirakan telah membunuh antara 300 sampai 500 ternak di kota kecil Monaro, di negara bagian New South Wales, Australia, akhirnya berhasil ditangkap dan dibunuh.
Sebelumnya, meskipun sudah ada berbagai usaha, anjing ini berhasil lolos, hal yang menyebabkan kekhawatiran berlanjut bagi para pemilik lahan yang terletak tidak jauh dari Taman Nasional Kosciuszko tersebut.
Salah seorang yang terus menerus memburu anjing liar itu adalah petugas Taman Nasional Mick Filtness yang sudah melakukannya selama tiga tahun terakhir.
"Dari saat saya bangun pagi, sampai ketika saya hendak tidur atau bahkan ketika tertidur, saya berusaha menduga-duga keberadaan anjing ini," kata Filtness baru-baru ini.
"Selama bertahun-tahun, saya sudah membuat berbagai rencana dari A sampai Z."
Usaha menangkap anjing liar ini dipersulit karena binatang ini berperilaku berbeda dibandingkan dengan anjing liar lainnya di tempat lain.
"Kebanyakan anjing ketika kita menemukan ke arah mana merek lari, kita akan bisa menemukan mereka." kata Filtness.
"Namun anjing ini, kita sudah berhasil menemukan kemana dia lari namun dia tahu kita bergerak ke sana, dan berhasil menghindar."
Karena kemampuan menghindar anjing itu sudah berlangsung lama, Filtness akhirnya meminta bantuan Glen Dixon seorang pemburu anjing yang sudah bekerja di tempat lain.
"Anjing belajar dengan cepat. Dia mungkin memiliki anggota keluarga yang pernah masuk perangkap. Dia berada di tempat kejadian ketika yang lainnya masuk perangkap, sehingga belajar bagaimana menghindarinya."
Setelah belajar dari anjingnya sendiri yang berusia 13 tahun, Dixon kemudian membuat beberapa perangkap di beberapa tempat untuk menangkap anjing liar tersebut dan akhirnya berhasil mendapatkan hewan buruan ini.
Filtness dan Dixon sekarang akan melakukan uji DNA untuk melihat dari mana asal anjing tersebut yang kemungkinan memiliki keturunan dingo.