Selasa 24 Mar 2015 23:43 WIB

Pemerintah Diminta tak Buru-Buru Impor Bawang

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
  Pedagang sedang memilah bawang merah di Pasar Kemiri, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/3).  (foto : MgROL_34)
Pedagang sedang memilah bawang merah di Pasar Kemiri, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/3). (foto : MgROL_34)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Harga bawang merah di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu, terus mengalami kenaikan. Dewan Bawang Nasional (Debanas) meminta pemerintah tak melakukan impor bawang merah dalam waktu dekat untuk mengatasi kenaikan harga tersebut.

"Pada April ini, para petani sudah memasuki masa panen. Kalau pemerintah mau impor, jangan saat panen,’’ ujar Sekjen Debanas, Mudatsir, kepada Republika, Selasa (24/3).

Mudatsir menyatakan, kenaikan harga bawang merah saat ini masih cukup wajar. Menurutnya, kenaikan itu disebabkan adanya siklus tahunan yang biasa terjadi pada Maret. Saat Maret, luas areal tanam dan produksi bawang merah mengalami penurunan. 

"Pada Maret, seringkali terjadi serangan hama yang ganas pada tanaman bawang merah," kata Mudatsir.

Kondisi itu, lanjut Mudatsir, menyebabkan sejumlah petani bawang merah memilih untuk menanam padi pada Januari. Mereka baru akan kembali menanam bawang merah setelah Maret.

Mudatsir menyebutkan, dalam kondisi normal, produksi bawang merah bisa mencapai 90 ribu ton per bulan. Sedangkan pada Maret, produksi bawang merah hanya sekitar 70 ribu ton. Begitu pula dengan luas lahan tanam, yang biasanya rata-rata 8.500 – 9.000 hektare per bulan, menjadi 7.500 hektare pada Maret.

Mudatsir menambahkan, pada April ini, sekitar 7.000 hektare tanaman bawang merah akan memasuki masa panen. Diperkirakan, produksi bawang merah dari hasil panen itu mencapai sekitar 70 ribu ton. Jika masa itu tiba, dia meyakinkan harga bawang merah di pasaran akan turun.

"Kalau untuk saat ini, biarkan petani bawang merah merasakan harga jual bawang yang cukup tinggi. Tapi harga saat ini pun kenaikannya masih wajar, tidak terlalu tinggi,’’ kata Mudatsir.

Mudatsir menyebutkan, saat ini lahan tanaman bawang merah tak hanya ada di Pulau Jawa. Menurutnya, lahan tanaman bawang merah kini juga terdapat di Kampar (Riau), Karo (Sumatera Utara), Sumatera Barat dan Aceh. Luas lahan tanaman bawang di luar Pulau Jawa itu bahkan sudah mencapai 35 persen dari total luas lahan tanaman bawang di Indonesia. 

Seorang pedagang warung sayuran di Kelurahan Margadadi, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Dainah, mengatakan, harga bawang merah di pasaran yang semula berada pada kisaran Rp 13 ribu-Rp 15 ribu per kg, kini naik menjadi Rp 30 ribu per kg.

‘’Pembeli pada protes. Mereka pun mengurangi pembelian bawangnya,’’ tandas Dainah. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement