REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Pencemaran laut oleh sampah plastik semakin parah. Bahkan pantai paling terpencil di Australia yang tidak berpenghuni saja ternyata dipenuhi sampah plastik. Sekelompok relawan yang membersihkah kawasan pantai itu selama sepekan berhasil memecahkan rekor mengumpulkan puluhan ribu item sampah plastik dalam satu hari.
Ekspedisi selama satu pekan itu melibatkan 30 orang relawan yang diberangkatkan dengan perahu nelayan ke area terpencil di Barat Daya Tasmania untuk memungut tumpukan sampah kebanyakan sampah plastik.
Acara bersih-bersih sampah di pantai Barat Daya Tasmania ini telah memasuki tahun ke-13 dan dilaksanakan oleh ilmuwan lingkungan, Matt Dell dan sepenuhnya didanai oleh donasi dan sponsorship.
Di tengah deburan ombak keras dan angin yang kencang, para relawan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut tahun ini berhasil memecahkan rekor pengumpulan sampah terbanyak dalam sejarah pelaksanaan event ini, yakni berhasil mengumpulkan 37 ribu item sampah dalam sehari dan total lebih dari 79 ribu item sampah dalam sepekan.
Dell mengatakan dirinya sangat kecewa mendapati masalah limbah sampah plastik di lautan semakin parah.
"Sudah sangat jelas, bahkan dikawasan yang sangat indah dan terpencil seperti ini saja ternyata sampah berceceran dimana-mana, padahal kawasan ini seharusnya menjadi kawasan lingkungan kebanggaan kita, sangat menyedihkan,'
"Ini merupakan kawasan pantai yang sangat terbuka dan menerima energi gelombang tertinggi dibandingkan pantai-pantai lain di Australia, dan karena itulah pantai ini menampung banyak sampah. "
Relawan dalam kegiatan ini memulai aksi mereka di Cox's Bight, pantai berbatu yang terdapat didalam kawasan alam bebas warisan dunia di Tasmania, diyang hanya bisa diakses dengan pesawat, jalan kaki berhari-hari ataupun dengan perahu.
Di pantai tersebut mereka menemukan banyak kaleng minuman ringan dan bir, peralatan rumah tangga seperti kaleng saos tomat dan juga mikroplastik.
Mel Sheppard berasal dari Queensland memungut sampah dan mengatakan dirinya terkejut melihat sampah-sampah yang hanyut dan terdampar di kawasan itu.
"Ini sangat menyedihkan tapi disatu sisi saya sangat senang bisa sampai ke mari dan membersihkan pantai ini," katanya.
"Ini kawasan yang sangat terpencil dan membayangkan wilayah yang asri tapi ternyata banyak sekali sampah disini padahal tidak ada orang yang tinggal di kawasan ini," katanya.
"Setiap barang dan kantong plastik yang kita gunakan di rumah berakhir disuatu tempat,"
Sampah mikroplastik yang sangat sulit dilihat mata telanjang juga menjadi ancaman mematikan bagi satwa laut disana seperti burung Shearwater karena mereka tidak bisa membedakan sampah mikroplastik dengan makanan.
"Sejumlah pantai yang kami datangi dan bersihkan terdapat 2.000 atau 3.000 sampah mikroplastik di setiap 50 meter persegi," kata Dell baru-baru ini.
"Sampah mikroplastik itu kemudian dimakan oleh burung dan tidak bisa dicerna sehingga perut-perut mereka penuh plastik dan pada akhirnya mereka tidak akan mampu bertahan hidup,"
Tidak hanya plastik mikro tapi sampah plastik dalam ukuran besar juga memicu masalah bagi hewan-hewan laut lainnya. Dell mengaku pernah melihat singa laut, albatroses dan satwa laut lainnya yang mati terjerat limbah plastik berukuran besar.
Kelompok relawan ini juga menemukan banyak peralatan memancing termasuk buoy dan tali umpan bahkan peti plastik bertuliskan Pasar Ikan Sydney.
Dell mengaku dirinya tengah melakukan negosiasi dengan industri perikanan untuk tidak lagi menggunakan peralatan dari bahan plastik.
"Kami memungut sekitar 10 ribu atau 12 ribu umpan plastik dalam kegiatan bersih-bersih pantai ini dan sebenarnya umpan plastik semacam ini tidak terlalu diperlukan,"
Selain itu relawan juga banyak menemukan barang-barang aneh termasuk botol plastik dari China, ban bekas, dadu hingga kepala kapak. Seluruh sampah yang mereka kumpulkan kemudian dimasukan ke perahu karet untuk dibawa ke kapal guna dihitung jumlahnya.
Data tersebut kemudian akan dikumpulkan sebagai bahan untuk memetakan pola dari polusi di pantai tersebut serta tren sampah plastik bisa diketahui. Informasi ini nantinya dapat digunakan oleh CSIRO dan institusi lain.
Menurut studi terbaru dari CSIRO, setiap tahun ada 8 juta ton sampah plastik yang mengotori lautan.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer:
Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement