REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sampai saat ini tidak ditemukan adanya indikasi pengaruh ISIS (Organisasi Negara Islam Irak dan Suriah) masuk ke DIY. Namun kalau melalui internet belum bisa dipastikan.
Hal itu dikemukakan Danrem 072 Pamungkas Sabrar Fadhilah pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Selasa (24/3), usai Rapat Koordinasi Kesiapan Pengamanan Rencana Kunjungan Isteri Wakil Presiden ke Yogyakarta, Rabu (25/3).
"Mudah-mudahan sejauh ini tidak ada indikasi warga DIY masuk jaringan ISIS. Tetapi saya yakin upaya mereka tetap terus ada dengan internet. Dengan internet tidak bisa dibatasi, karena melalui internet semua lini masuk. Tidak bisa kita menahan-nahan semua pengaruh masuk ke Indonesia. Inilah zaman globalisasi. Kewajiban kita menguatkan jati diri. Hal-hal negatif minimal bisa tersaring oleh diri kita. Negara pemerintah memberikan penguatan dan menjaga dunia cyber, tetapi kesulitannya tinggi.
Menurut dia, ISIS mempengaruhi orang Indonesia dengan berbagai macam cara, ada yang memberikan dana melalui orang tertentu, dan sebagainya. Motif ISIS bermacam-macam, tidak hanya agama, melainkan juga ekonomi, misalnya ada yang menjual CD progapanda, menjual buku, dan sebagainya.
Yang paling penting agar masyarakat Indonesia tidak terpengaruh oleh ideologi ISIS yakni dengan penguatan jati diri bangsa. "Falsafah kita Pancasila jangan terpengaruh oleh ideologi lain yang tidak sesuai bangsa kita. Jadi, perlu penguatan rakyat. Jangan malah rakyat Indonesia ikut teperdaya. Selama ini ada yang diimingi-imingi naik haji tetapi ternyata ditipu dibawa ke Suriah," ungkap dia.
Untuk itu, perlu penguatan ke dalam mulai dari kepolisian, pemda, atau TNI yang bekerjasama dengan masyarakat melalui gotong royong. "Bila ada orang luar lingkungan, wajib lapor 1x24 jam. Demikian pula apabila ada kegiatan keagamaan di lingkungan RT minimal lapor setidaknya ke RT/RW dan kalau lingkupnya kabupaten juga harus lapor ke Polres," jelas dia.
Dia menambahkan RT, Babinsa, Babin Kantibmas bersama-sama terus melakukan pencegahan dan saling menginformasikan mengenai bila ada indikasi masuknya gerakan ISIS supaya tidak menyebar kemana-mana.
Pihaknya, juga melakukan pemahaman tentang paham ISIS agar masyarakat tidak terpengaruh. Hal itu dia sampaikan melalui sekolah dan pesantren bekerjama dengan Kanwil Kementerian Agama DIY dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan DIY.
"Kalau mau jihad, jangan jihad salah. Marilah kita jihad membangun Indonesia," tuturnya.