REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) melihat para pemuka agama yang tersebar di berbagai daerah memiliki kekuatan yang besar dalam menyampaikan ajaran-ajaran keagamaan yang benar dan baik. Karena itu, peran dai dalam mencegah perkembangan paham radikal menjadi penting.
"MUI melihat kekuatan dai. Satu dai bisa mempengaruhi sampai seribu, dua ribu bahkan sampai lima ribu jamaah," ujar Ketua Bidang Kajian MUI Cholil Nafis, ROL, Selasa (24/3).
Sebab itu, kata dia, lewat peran dai bersama MUI akan menyebarkan paham keagamaan yang sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. "Dai sebagai penggerak, untuk menyampaikan paham Islam yang benar," ujar dia.
Menurut Cholil Nafis, masalah terorisme di Indonesia belum tuntas hingga ke akarnya. Untuk itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus berupaya dalam memberikan pemahaman-pemahaman keagamaan yang benar dan sesuai dengan konteks keindonesiaan.
Salah satu akar lahirnya terorisme dan radikalisme karena adanya pemahaman yang salah tentang teks dasar Islam, yaitu Alquran dan Hadits. Teks Islam dipahami secara tidak tepat, sehingga memunculkan perilaku yang salah dan jauh dari nilai Islam.