Rabu 25 Mar 2015 05:39 WIB

BUMN Diisi Orang Politik Rentan Penyimpangan

Rep: c05/ Red: Agung Sasongko
 Gedung Kementerian BUMN
Foto: MgROL_37
Gedung Kementerian BUMN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN, Said Didu menyatakan mewujudkan BUMN yang powerfull akan sulit dilakukan.  Ini karena masih dipraktikkannya menaruh orang berlatar politik di jabatan komisaris BUMN.

Said menjelaskan pola pengisian jabatan komisaris BUMN di berbagai macam negara berbeda-beda.  Ada negara yang kebijakannya  komisaris diisi oleh orang berlatar profesional. Tapi ada juga negara yang membolehkan komisaris diisi orang berlatar politik. " Kalau di Indonesia jelas,  komisaris mayoritas diisi orang politik," kata dia,  Selasa (24/3).

Sebenarnya, kata dia,  komisaris BUMN diisi orang politik tidaklah mengapa, asal orang tersebut memiliki kapasitas dan profesional pada jabatan yang dimilikinya.  Beberapa negara menerapkan itu dan BUMN nya tetap maju.  Namun dia menggaris bawahi ini bisa tercapai asal iklim politiknya bagus.

"Kalau di Indonesia iklim politiknya belum bagus.  Jadi ketika orang politik mengisi jabatan di komisaris BUMN akan rentan sekali penyimpangan," kata dia.

Sebelumnya kebijakan Jokowi mendudukkan mantan anggota timsesnya ke komisaris BUMN menuai protes.  Ini karena kebijakan yang diambilnya dituding praktik bagi bagi kue politik. 

Yang paling hangat saat ini yaitu ditunjukknya Pakar Hukum Tata Negara,  Refli Harun menjadi Komisaris BUMN Jasa Marga. Padahal melihat latar belakang Refli Harun jelas tak ada korelasinya dengan bidang usaha Jasa Marga yang bergerak di bidang tol. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement