Rabu 25 Mar 2015 10:16 WIB

Pemerintah Perlu Segera Perbaiki Paket Kebijakan Insentif

Rep: c26/ Red: Hazliansyah
 Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3).  (Antara/Yusuf Nugroho)
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Pedagang membawa spanduk bertuliskan Save Rupiah di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). (Antara/Yusuf Nugroho)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah masih belum stabil di bawah kuasa Dollar yang sedang berjaya. Pemerintah harus segera melakukan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk mengatasinya.

"Sebenarnya saran untuk pemerintah sudah cukup banyak. Mungkin yang perlu ditambahkan adalah untuk paket kebijakan insentif," kata Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listyanto melalui pesan singkat kepada ROL, Senin (24/3).

Ia memberi saran pada sisi paket kebijakan insentif (tax allowance). Perusahaan yang berorientasi ekspor harus dipastikan hasil ekspornya ditaruh ke bank-bank di Indonesia.

Menurutnya, Indonesia punya kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang perlu diperkuat. Upayanya dengan membentuk lembaga yang amanat. Nantinya akan mengelola DHE ini sesuai preferensi atau minat eksportir.

Sebelumnya kondisi rupiah semakin terpuruk akibat membaiknya perekonomian Amerika. Meningkatnya ekonomi di negara adidaya ini disinyalir akan membuat penggelontoran Dollar semakin sedikit sehingga uang itu akan langka di pasar uang. Padahal permintaan di Indonesia masih tinggi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement