REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Sepanjang bulan Maret 2015 ini sudah tiga remaja Australia yang digagalkan berangkat ke Timur Tengah untuk bergabung dengan kelompok teroris ISIS. Ketiganya dicegat secara terpisah di Bandara Internasional Sydney.
Menteri Imigrasi Peter Dutton hari Rabu (25/3) menjelaskan, seorang remaja 17 tahun dicegat pada 12 Maret lalu di terminal keberangkatan internasional karena akan bergabung dengan ISIS di negara tujuan.
"Pria usia 17 tahun ini dicegah berangkat setelah diinterview oleh satuan anti teror (CTU) di Bandara Sydney," jelas Menteri Dutton baru-baru ini.
"Dia akan berangkat ke wilayah konflik di Timur Tengah setelah dua orang lainnya, usia 16 dan 17 tahun, juga dicegat oleh CTU sebelumnya," tambahnya.
Dikatakan, pihak berwajib kini menyelidiki kasus ini namun remaja tersebut telah dikembalikan ke orangtuanya.
"Anak muda ini, tanpa sepengetahuan orangtua mereka, mengunduh dan menerima beragam informasi melalui sosial media dan internet," kata Menteri Dutton.
"Kelompok mematikan itu (ISIS) berhasil menjangkau pikiran anak muda Australia melalui layar komputer, mencuci otak mereka, dan ini menyulitkan negara-negara barat saat ini," katanya.
Menteri Dutton kembali mengingatkan anak muda Australia agar tidak bergabung dengan kelompok militan.
"Pesan saya, jangan ke sana, jangan," katanya.
"Sangat berbahaya bagimu dan bagi orang lain, dan kami akan melakukan apa saja untuk mencegatmu jika coba ke sana," tambah Dutton lagi.
Pada 9 Maret lalu, remaja usia 16 dan 17 tahun digagalkan berangkat melalui Bandara Sydney.
Kedua pun kini telah dikembalikan ke orangtua mereka.