Rabu 25 Mar 2015 11:23 WIB

Mensos: ISIS Halangi Keserasian Sosial

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ilham
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berbicara saat memimpin rapat koodinasi Peningkatan Sinergi Dalam Mendukung Efektifitas Program Raskin dalam Kerangka Penanggulangan Kemiskinan di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (24/3).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berbicara saat memimpin rapat koodinasi Peningkatan Sinergi Dalam Mendukung Efektifitas Program Raskin dalam Kerangka Penanggulangan Kemiskinan di kantor Kemensos, Jakarta, Selasa (24/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawansa mengatakan, diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk mencegah penyebaran gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Selain itu, keberadaan ISIS membuat keserasian sosial tidak terbangun.

"Kalau ada yang ekstrem dan radikal berarti proses keserasian itu belum terbangun di sana," katanya usai melakukan kunjungan kerja di lembaga Aksi NTB, Rabu (25/3).

Oleh karena itu, peran public private partnership menjadi penting dalam rangka mencegah penyebaran ISIS di Indonesia. Selain itu, kementerian dan lembaga masyarakat harus bersatu.

Ia menuturkan, seluruh elemen masyarakat harus mengkomunikasikan dan menyosialisasikan bahwa pesan Islam yang benar adalah Islam pembawa kebahagiaan dan kesantunan. "Mungkin tidak hanya bisa mengandalkan juru dakwah, tapi kita juga punya tugas untuk mengkomunikasikan kepada mereka," ungkapnya.

Khofifah mengatakan, gerakan radikal ISIS yang banyak menghilangkan nyawa dan merusak fasilitas umum dan sosial mereduksi fungsi kemanusiaan. Hal itu jauh dari perilaku manusia yang bermartabat. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement