REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Rakyat Demokratik (PRD) menargetkan untuk ikut dalam pemilu 2019. Target ini akan dipenuhi setelah Partai yang pernah dicap jelmaan komunis ini mendeklarasikan diri sebagai partai politik terbuka. Yaitu, dengan digelarnya kongres nasional ke-8 secara terbuka di Jakarta.
Sekretaris Jenderal PRD, Dominggus Oktavianus mengatakan PRD akan memenuhi target struktur di seluruh Kabupaten/ Kota di Indonesia. Struktur pengurus di provinsi saat ini sudah ada, namun untuk Kabupaten/ Kota baru terbentuk sekitar 50 persen.
"Sebagian besar pengurus masih anak muda, idealisme masih kuat namun belum banyak dibebani kepentingan sempit," kata dia pada Republika, Rabu (25/3).
Oktavianus menambahkan, PRD bukan partai yang akan mengandalkan uang untuk memenangkan pemilu. Meskipun saat ini jumlah kader PRD yang tercatat belasan ribu orang, namun, PRD bertekad dapat diperhitungkan dalam kancah perpolitikan nasional.
PRD akan mengandalkan kantong suara paling potensial di Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, Sulawesi Selatan dan Jambi yang merupakan kantong kader paling banyak. PRD akan menargetkan pemilih pemula yang sangat besar di Indonesia.
"Strateginya, kita kenali bahasa mereka," kata Oktavianus.
Selain mengandalkan kantong-kantong suara di beberapa provinsi, PRD juga akan menggerakkan organisasi masyarakat yang berafiliasi maupun mendukung gerakan PRD. Antara lain, Serikat Tani Nasional, Serikat Rakyat Miskin Indonesia, Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi. Namun, imbuh Oktavianus, PRD belum memiliki target jumlah perolehan suara di pemilu 2019 nanti.
"Kalau target suara belum, masih terlalu dini," kata dia.