REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kejayaan Pelita Bandung Raya (PBR) mencapai empat besar kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 tampaknya bakal sulit terulang musim ini. Akibat krisis finansial yang sudah berlangsung sejak musim lalu, PBR bahkan berpeluang gagal tampil di ISL 2015.
Sekretaris PT Liga Indonesia Tigor Shalom Boboy mengakui PBR tengah mengalami krisis finansial. Namun, kata dia, PT Liga belum menganggap bahwa apa yang dialami PBR merupakan sebuah masalah besar. Ia menegaskan tidak etis masuk ke dalam internal klub terlalu jauh.
"Kalau PBR nanti ternyata tidak bisa ikut kompetisi, ya sudah ISL diputar dengan klub yang ada," kata Tigor saat ditemui dalam acara Workshop Club Licensing 2015 di Hotel Park Lane, Jakarta, Selasa (24/3).
PBR memulai awal musim ini dengan beberapa masalah seperti tunggakan gaji, jajaran manajemen yang mengundurkan diri. Terus tak sanggup merenovasi stadion agar bisa lolos verifikasi, hingga fasilitas untuk pemain asing dicabut.
Akibatnya satu persatu pemain andalannya hengkang ke klub lain. Mulai dari Bambang Pamungkas yang pulang ke Jakarta, lalu pemain muda berbakat, Rizky Pellu, memilih bergabung bersama Mitra Kukar. Dias Angga menyeberang ke Persib. Kabar terakhir bomber asing mereka, Ilija Spasojevic juga hengkang ke Persib.
Pelatih PBR Dejan Antonic mengungkapkan para pemainnya sampai tidak makan dan hidup dengan layak. CEO PBR Marco Gracia Paulo juga menyampaikan hal senada.
Verifikasi Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) memasukkan PBR ke dalam kategori C. Artinya mereka hanya memenuhi tidak lebih dari 50 persen persyaratan yang diminta BOPI. Dengan situasi seperti ini tentu sangat sulit bagi mereka untuk menaikkan kategori tersebut agar bisa berlaga di ISL 2015.