REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tercatat 65 peserta berasal dari 12 negara mengikuti Program Training Internasional tentang 'Hak-hak Anak, Manajemen Kelas dan Manajemen Sekolah'. Kegiatan ini digelar Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Lund University, 22 Maret – 2 April 2015, di Hotel Lor In, Solo, Jateng.
Menurut Ketua Panitia Program Training Internasional Siti Zuhriah, Rabu (25/3), bertujuan meningkatkan kapasitas negara-negara peserta, guna memberikan dan menjamin hak setiap orang atas pendidikan yang relevan dan berkualitas, dan sebagainya.
"Training diselenggarakan dalam lima fase. Pertama, persiapan negara masing-masing peserta. Ini meliputi kegiatan observasi, identifikasi potensi, pembuatan analisis SWOT (Strengths/ kekuatan), (Weaknesses/ kelemahan), (Opportunities/ kesempatan), dan (Threats) ancaman, serta dan formulasi embrio projek," katanya menjelaskan.
Fase kedua, training dan workshop selama satu bulan di Lund University Swedia. Fase ketiga, implementasikan projek peserta di negara masing-masing. Fase keempat, Progres Workshop di salah satu negara peserta. Dan, fase kelima evaluasi.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini, menurut Zuhriah, cukup banyak. Diantaranya, dalam konteks training, kegiatan ini memungkinkan peserta memahami permasalahan hak anak di negara-negara peserta. Dan, memungkinkan mereka belajar dari pengalaman implementasi Konvensi Hak Anak di masing-masing Negara peserta training.
Sedang dalam konteks Indonesia, kata Zuhriah, kegiatan ini dapat menjadi konfirmasi tentang komitmen bangsa dan negara Indonesia pada Konvensi PBB tentang Hak Anak.
Sedang di Indonesia sebagai pelaksana program, menurutnya, di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan Universitas PGRI Semarang. Adapun peserta program training ini, berasal dari China, Afrika Selatan, Cambodia, Zambia, Mesir, Tanzania, dan sebagainya.