REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Amnesti Internasional memberikan penghargaan hak azasi manusia 2015 kepada artis kontemporer dan aktivis Cina Ai Weiwei yang dikenal sebagai pembangkang sehingga dilarang meninggalkan Cina setelah ditahan selama 81 hari pada 2011, serta penyanyi lagu rakyat AS, Joan Baez.
Duta Penghargaan Hati Nurani mengakui peran kedua tokoh tersebut yang dinilai telah memperlihatkan kepemimpinan untuk berjuang demi hak azasi manusia melalui kehidupan dan karya, demikian pernyataan Amnesti Internasional, Selasa (25/3).
Para pemenang sebelumnya, diantaranya adalah remaja Pakistan Malala Yousafzai, mantan pemimpin Afrika Selatan Nelson Mandela dan pemimpin oposisi Myanmar Aung San Suu Kyi.
"Melalui karyanya Ai Weiwei mengingatkan kita bahwa hak setiap individu untuk mengekspresikan diri harus dilindungi, bukan hanya demik masyarakat, tapi demi karya seni dan kemanusiaan," kata Sekjen Amnesti Internasional Salil Shetty dalam pernyataannya.
Shetty juga memuji Baez atas komitmennya yang sangat kuat dalam melancarkan protes secara damai demi kesetaraan hak azasi manusia. Penghargaan tersebut akan diserahkan dalam sebuah acara di Berlin, Jerman pada 21 Mei mendatang.
Tapi artis Cina Ai Weiwei hampir dipastikan tidak bisa menerima hadiah tersebut karena ia masih dalam pengawasan ketat pemerintah Cina dan tidak diizinkan meninggalkan negaranya. Weiwei menyatakan bahwa sulit untuk memprediksi dampak dari penghargaan tersebut di Cina karena pemerintah negara tersebut alergi dengan penghargaan seperti itu.
Saat diwawancarai Reuters, Weiwei mendesak negara lain agar terus mengecam situasi sosial dan politik di Cina. Juru Bicara Kementrian Luar Negeri Cina, Hua Chunying mengatakan, pemerintah sudah sering menyatakan pendirian mereka soal kasus Weiwei.
Kemenlu Cina sebelumnya juga pernah menyatakan bahwa Weiwei sedang dalam penyidikan pihak berwajib. Pada 2011, Weiwei ditahan tanpa tuduhan jelas dan kemudian dijebloskan ke penjara, sehingga menimbulkan protes internasional.