REPUBLIKA.CO.ID, VANUATU -- Pemulihan jangka panjang Vanuatu dari Badai Pam akan dibahas pada pertemuan di Port Vila, yang dipimpin oleh PBB, pada (25/3). Di saat yang bersamaan ada laporan tentang tujuh warga yang terapung di laut selama 13 hari, setelah terjebak badai.
Tujuh pria yang terjebak dalam cuaca buruk yang disebabkan oleh Badai Pam, akhirnya terdampar di Kepulauan Solomon, setelah 13 hari terapung. Mereka berhasil selamat.
Tujuh pria dari Papua Nugini itu mengatakan, mereka mengangkut kargo Departemen Pertanian di antara pulau Misima dan Woodlark di Provinsi Milne Bay, Papua Nugini, ketika perahu kecil mereka kehabisan bensin.
Mereka tak memiliki GPS atau bahkan, jaket penyelamat di perahu mereka, hanya bertahan dengan ubi jalar mentah dan air hujan.
Perahu motor mereka terbawa arus lebih dari 500 kilometer sebelum terdampar di Pulau Rendova, provinsi di sebelah barat Kepulauan Solomon.
Kepala Komisi Tinggi Papua Nugini di Honiara, Tommy Angau, mengatakan, seorang perwakilan dari militer Papua Nugini telah berbicara dengan mereka.
"Mereka semua dalam kondisi baik setelah diselamatkan," sebutnya baru-baru ini.
Sementara itu, Badai Tropis Pam, badai kategori lima, menghancurkan rumah-rumah dan lahan serta mengkontaminasi pasokan air di Vanuatu, meningkatkan resiko penyebaran penyakit menular dan penyakit yang terbawa air.
Sebelas orang tewas dan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mengatakan. pertemuan PBB itu akan menilai sejauh mana perkembangan upaya pemulihan berlangsung.
"Dan Australia akan berada di sana dengan negara-negara donor lainnya," ujarnya.
Ia menyambung, "Jadi, upaya pemulihan jangka pendek sudah terlaksana, tetapi upaya pemulihan jangka panjang - termasuk memulihkan ekonomi mereka yang terdampak parah oleh badai ini - akan menjadi topik utama diskusi."
Bantuan internasional telah berdatangan ke Vanuatu dalam 11 hari sejak Badai Pam menghancurkan negara kepulauan ini.
PBB mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan dana sekitar 10 juta dolar (atau Rp 100 miliar), dan dukungan bilateral dari negara-negara tetangga.
Pada Selasa (17/3), PBB, secara mendesak, menyerukan pengumpulan bantuan senilai hampir 30 juta dolar (atau Rp 300 miliar) yang dipakai untuk menyelamatkan korba, termasuk suplai makanan, air, kesehatan dan tempat tinggal kepada warga di seluruh daerah terdampak, yang meliputi 22 dari 80 pulau di Vanuatu.
Letnan Kolonel Anthony Birch memimpin tim pemulihan Angkatan Pertahanan Australia di Vanuatu.
Ia mengatakan, timnya menghadapi tantangan untuk mencapai beberapa pulau terpencil, namun aset militer di Vanuatu telah membantu banyak warga yang terisolasi.
"Kami memindahkan toko makanan, produk bantuan kemanusiaan seperti peralatan kesehatan dan toko medis. Tapi kami juga punya beberapa elemen insinyur militer di sini dan mereka membantu dengan sangat baik untuk membersihkan dan membuka jalan sebagai akses ke beberapa daerah,” ceritanya.