REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Modern Putera Indonesia yang merupakan induk unit usaha 7-Eleven (Sevel) menjadi fasilitator jalinan kerja sama antara Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM dengan Mizuho Japan Co Ltd. Kerja sama utamanya dalam kegiatan perdagangan di sektor produk buah-buahan dan bunga dari UKM ke pasar Jepang.
"Dengan terbukanya kerja sama ini, diharapkan pasar ekspor produk UKM Indonesia ke Negeri Sakura itu bisa terbuka lebar," kata Presiden Direktur Modern Putra Indonesia Henri Honoris di Jakarta pada Rabu (25/3).
Perjanjian kerja sama, kata dia, dibuktikan secara tertulis dengan penandatanganan kerja sama antara Ahmad Zabadi selaku Direktur Utama LLP-KUKM dan Hisao Hasegawa yang merupakan President Mizuho Japan Co Ltd. Diterangkannya, Mizuho berdiri sejak 1990 dengan kepemilikan pasar bagi produk-produk hasil pertanian yang diberi nama Mizoho-no-muraichiba (Mizuho farmers Market) yang berlokasi di Tokyo, Jepang.
Tak hanya memfasilitasi kerja sama, Sevel juga mendukung pelaksanaan kerja sama agar optimal dengan menyelenggarakan pelatihan Capacity Building untuk para mitra UKM. Pelatihan dilakukan di Nareswara Hall SME Tower lantai 4. Jl Gatoto Subroto Kav 94 Jakarta, sejak Selasa (24/3) lalu. Pelatihan tersebut melibatkan seratus pelaku UKM yang bergerak di bidang agribisnis dan ekspor.
Para pelaku UKM berasal dari daerah Subang, Ciwideuy, Cirebon, Demak, Tangerang Selatan, Bandung dan Semarang. Produk yang dihasilkan di antaranya produk perkebunan seperti stroberi, nanas, manggis, anggrek dan kelapa.
Henri menyatakan, selain membina kapasitas produksi dari UKM, 7-eleven akan membukakan jalan dan jalur distribusi bagi para supplier yang selama ini sudah ikut membantu perkembangan 7-eleven di Indonesia. “Kedepannya jika kerja sama yang dilakukan dengan Mizuho Jepang ini bagus, kami bisa membukakan pasar ke negara lain untuk para UKM di Indonesia. 7-Eleven kan mempunyai jaringan internasional,” kata Henri.
Dalam perjalanannya, Mizuho telah memfasilitasi petani di Tokyo, Fukushima, Ginza, Tsukuba dan beberapa kota lain di Jepang. Pendapatannya 6 miliar yen Jepang atau setara Rp 654 miliar per tahun.