REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Anton Charliyan mengatakan penanganan kelompok Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Poso harus dilakukan bersama-sama. Hal tersebut dikatakan Anton menanggapi latihan militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan operasi polisi di Poso.
"Di sana kan masih masa deradikalisasi," ujar Anton, di Mabes Polri, Rabu (25/3). Menurut Anton, ISIS merupakan kelompok sempalan dari organisasi sempalan. Karena itu, Anton belum berani mengatakan kelompok yang ada di Poso merupakan ISIS.
Saat ditanya teknis kinerja antara Polri dan TNI di lapangan, Anton mengaku harus bersama-sama dalam menangani ISIS. Namun, harus sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
Di samping itu, terkait adanya dua anggota TNI di Aceh yang tewas tertembak oleh sekelompok orang, Anton dengan tegas mengatakan mereka terkena pidana umum. Anton mengaku keberadaan TNI di lapangan dalam memberantas kelompok teror sangat membantu.
Anton menuturkan, setiap warga negara berkawajiban bela negara. Untuk itu, Anton tidak mempermasalahkan TNI juga ada di lapangan dalam pemberantasan kelompok teror. "Bisa jadi informan bela negara," katanya menambahkan.