REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Dua warga Bangladesh, yang ditahan ISIS lebih dari dua pekan dibebaskan. Kabar itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Libya.
Dua warga Bangladesh itu termasuk dalam sekelompok pekerja asing ditawan ISIS saat menyerang ladang minyak Libya. Warga asing semakin menjadi sasaran dalam kekacauan di Libya, tempat dua pemerintah bersaing mengendalikan kekuasaan dan kelompok keras semakin merajalela setelah penggulingan Muamar Gaddhafi empat tahun lalu.
Lebih dari 10 orang pekerja asing hilang setelah serangan terjadi di ladang minyak Al-Ghani di Kota Sirte, kata pihak berwenang Chech dan Libya. "Helal Uddin dan Mohammed Anowar Hossain dibebaskan pada Selasa (24/3) malam dan kini menginap di rumah sakit Sirte, sekitar 700 km dari Tripolsi," bunyi pernyataan Kemenlu Libya, seperti dinukil Reuters, Rabu (25/3).
Pemimpin negara-negara Barat mendukung perundingan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakhiri krisis di Libya. Langkah itu menyusul dikuasainya negara di Afrika Utara itu oleh kelompok radikal.
Kelompok radikal di Libya, yang mengaku setia kepada ISIS, dituding melakukan rangkaian serangan melibatkan orang asing, Termasuk serangan di Hotel Tripoli dan pemenggalan sejumlah umat Nasrani Mesir.
Perundingan yang didukung PBB membentuk kesatuan pemerintah dan genjatan senjata di Libya masih berlanjut di Maroko. Namun kedua pihak yang bertikai masih berbeda pendapat mengenai kedua pemerintah.