REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Semua kecamatan di Kabupaten Sleman berpotensi terkena angin ribut. Kondisi tersebut terjadi karena struktur geografis Sleman yang berada di wilayah lembah.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sleman, Makwan, Rabu (25/3). "Akibat angin ribut itu ada banyak pohon tumbang. Bisa menimpa rumah, kendaraan, atau orang," ujar makwan pada Republika.
Menurutnya, hal tersebut bisa menimbulkan kerugian. Pada bulan Maret ini setidaknya peristiwa pohon roboh telah terjadi di empat kecamatan, Sayegan, Minggir, Sleman, dan Moyudan.
"Kemarin sore pohon beringin di masjid dekat Pasar Sleman roboh. Itu di parkiran. Untung saja sudah banyak yang pulang. Karena sepi, jadi tidak ada korban," tutur Makwan.
Menurutnya pepohonan bisa tumbang dikarenakan dahannya lapuk dan sudah terlalu tua. Sehingga akar penahannya sudah tidak kuat lagi.
Sebelumnya Kepala BPBD Kabupaten Sleman, Julistiono Dwi Wasito menyampaikan bahwa antisipasi untuk mencegah kerugian angin kencang adalah dengan memotong dahan pohon yang terlalu rimbun. Ia menganjurkan masyarakat melalukan hal tersebut secara berkala.
"Dahan yang terlalu rimbun berpotensi besar untuk patah. Karena beban dahannya terlalu berat," tutur Julistiono. Hal ini pun dibenarkan oleh Makwan.
Menurutnya, selama ini BPBD Sleman sudah berupaya untuk menyosialisasikan hal tersebut pada masyarakat.
Namun begitu angin kencang adalah aktivitas alam yang tidak bisa dikendalikan.
Oleh sebab itu, yang bisa dilakukan adalah meredam resiko kerugian dengan cara memelihara pepohonan di sekitar tempat tinggal dan lingkungan publik.
"Kami sudah mengadakan pelatihan bagi masyarakat untuk mengetahui ciri-ciri pohon lapuk. Sehingga masyarakat bisa lebih waspada," ungkap Makwan menutup penjelasannya.