Kamis 26 Mar 2015 15:37 WIB

DPR Ingin Lantik Budi Gunawan Itu Dinamika Politik

Rep: C26/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yudha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Pol-Tracking Institute Hanta Yuda mengatakan, keputusan anggota DPR yang tetap ingin melantik Komjen Budi Gunawan menjadi kepala Polri sebagai bentuk manuver politik. Partai politik masing-masing memiliki sikapnya sendiri menghadapi perkara tersebut.

"Ini dinamika politik yang kalau diperhatikan memang beberapa partai sudah bisa diduga arahnya," kata Hanta kepada ROL, Kamis (26/3).

Hanta menjelaskan, dinamika itu merupakan hal yang wajar dalam dunia politik. Hal itu berkaitan dengan strategi komunikasi untuk mencapai kesepakatan politik dari pemerintah kepada parlemen. Pemerintah diuji untuk juga memberikan penjelasan lewat komunikasi dan kompromi terkait kebijakannya.

Menurut dia, parpol masing-masing memiliki strategi kompromi politik di hadapan pemerintah. Ini adalah bentuk strategi mereka dalam menguatkan posisinya sebagai penyeimbang pemerintahan.

Parpol, kata dia, tidak hanya sekadar menyetujui usulan yang diajukan pemerintah. Tetapi juga menyiapkan strategi untuk mencapai kesepakatan dengan pemerintah. Dalam arti kesepakatan untuk menentukan suatu kebijakan antara pemerintah dan parlemen.

Proses pencalonan Komjen Badrodin Haiti sebagai Kapolri tertunda akibat anggota dewan yang masih ingin melantik calon Kapolri sebelumnya, Budi Gunawan. DPR masih meminta penjelasan Presiden Jokowi terkait pembatalan pencalonan Budi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement