REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Pemerintah Tunisia menyatakan telah menahan 23 tersangka yang diduga terkait dengan serangan di museum nasional, Bardo pada 18 Maret lalu.
"Ada 23 tersangka, termasuk seorang perempuan. Mereka ditangkap sebagai bagian dari sel kelompok teroris, yang terlibat dalam penyerangan di museum," kata Menteri Dalam Negeri Najem Gharsalli seperti dikutip AFP, Kamis (26/3).
Ia mengatakan semua tersangka itu adalah warga Tunisia. Namun, pemerintah setempat mengatakan masih mengejar dua orang asal Maroko serta seorang warga Aljazair yang dicurigai terlibat dalam serangan tersebut tetapi telah melarikan diri.
Warga Tunisia bernama Maher Ben Mouldi Kaidi sebelum ini dicurigai sebagai penyedia senjata otomatis untuk dua orang tersangka yang menembaki para wisatawan dan menyebabkan 21 orang meninggal.
Menteri mengatakan penyerangan itu didalangi oleh warga Aljazair bernama Lokmane Abou Sakhr, salah satu pimpinan jaringan Al-Qaida, Brigade Okba Ibn Nafaa, yaitu kelompok bersenjata utama Tunisia yang beroperasi di sepanjang perbatasan dengan Aljazair.
Meskipun demikian, tanggungjawab penyerangan itu diakui oleh saingan Al-Qaida, yaitu kelompok Negara Islam.
"Pada saat ini kami belum bisa menyebut nama (kelompok yang bertanggungjawab). Yang pasti adalah ada hubungannya dengan Okba Ibn Nafaa," kata Gharsalli.