Kamis 26 Mar 2015 19:16 WIB
WNI Gabung ISIS

MUI: Masih Ada Gerakan Radikal di NTB

Terorisme
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM --  Ketua Majelis Ulama Indonesia Nusa Tenggara Barat Prof Saiful Muslim mengakui paham radikalisme di beberapa daerah di provinsi itu masih ada, bahkan diduga gerakan radikal ini berafiliasi dengan ISIS.

"Memang ada gerakan radikalisme, bahkan kemungkinan berafiliasi dengan ISIS juga ada," kata Saiful Muslim di sela acara sarasehan tokoh menangkal radikalisme dan paham takfiri dalam upaya mencegah dini perkembangan gerakan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di NTB, Kamis (26/3).

Kata dia, di beberapa daerah seperti di Dompu dan Bima, dukungan terhadap gerakan radikalisme, termasuk memberikan dukungan terhadap perjuangan ISIS dalam bentuk deklarasi pernah terjadi di NTB, bahkan jumlahnya saat itu ada 200 orang.

"Pada saat deklarasi ada 200 orang beserta atributnya. Yang deklarasi ini juga dari beberapa kelompok majelis. Apakah berafiliasi dengan ISIS, kemungkinan ada, tetapi bergabung belum," katanya. Menurut dia, kalau pun ada dugaan atau indikasi gerakan radikalisme di daerah ini berafiliasi dengan ISIS, kemungkinan hanya ikut-ikutan, bukan murni dari pikiran orang NTB.

Sebab, katanya, dari beberapa kasus orang NTB yang ditangkap oleh Tim Densus 88 Mabes Polri karena diduga terlibat dalam aksi radikalisme dan terorisme, merupakan pelarian dari beberapa daerah di Indonesia seperti Poso.

"Sebetulnya mereka pada awalnya pergi belajar di luar daerah. Tetapi entah dari mana ikut bergabung dengan kelompok teroris, kemudian ketahuan densus lalu di buru kemana-mana, karena sudah tidak ada tempat aman di luar akhirnya pulang kampung. Setelah sampai di NTB, dia juga tidak nyaman, akhirnya banyak yang ditangkap densus," ujarnya.

Namun, apakah dari beberapa orang NTB yang ditangkap tim Densus Mabes Polri itu, berafiliasi dengan ISIS, mantan Rektor IAIN Mataram ini menyebutkan kemungkinan itu selalu ada.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement