REPUBLIKA.CO.ID, SERANG - DPD Partai Golkar Banten menegaskan akan bergabung dengan kubu Agung Laksono yang telah di sahkan Menkumham. Hal ini dilakukan guna melancarkan pencalonan ketua DPD Golkar Banten, Ratu Tatu Chasanah, dalam gelaran Pilkada Kabupaten Serang.
"Kita akan tetap taat asas. Proses (hukum) itu masih berjalan. Kita akan junjung asas legal tadi (Menkumham)," kata Wakil Sekretaris Umum DPD Golkar Banten, Bahrul Umum, dalam diskusi yang diselenggarakan Banten Cyber Jurnalis Forum, di Kota Serang, Banten, Kamis (26/3)
Selain itu, ia menambahkan, dikuatkan oleh putusan pemerintah melalui Menkumhan yang telah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) pengesahan partai pohon beringin pimpinan Agung Laksono.
Bahrul ulum pun memastikan konflik di tingkatan pimpinan pusat, tak berpengaruh terhadap kepengurusan partai Golkar di tingkat daerah.
"Ini terjadi hanya pada tingkat pusat. Tidak terjadi pada tingkat daerah. Kita maklumi ini sebagai dinamika internal partai politik. Kami yakin Pak Ical dan Pak Agung orang bijak, dewasa dan tidak akan mengorbankan kadernya di daerah," katanya menegaskan.
Perlu diketahui bahwa Ratu Tatu Chasanah yang merupakan ketua DPD 1 Golkar Banten dan adik Ratu Atut Chosiyah yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Serang, dipastikan akan maju dalam perhelatan Pilkada Kabupaten Serang sebagai calon bupati. Tahapan pilkada akan dilakukan mulai Mei mendatang.
Sebelumnya, Ratu Tatu juga sempat memikirkan jalur persorangan, atau jalur independen jika kisruh di tingkat pusat tak kunjung usai. Ini dilakukan karena, jangan sampai niat Tatu yang ingin maju merebut kursi nomor satu Kabupaten Serang terganjal hanya karena kisruh di dalam tubuh partai.
"Salah satu solusi bisa lewat itu (jalur perseorangan) tapi kalau misal sudah berkomunikasi dengan parpol lain dan bisa mengusung dalam satu perahu ya tidak masalah," ujar Tatu, Selasa (24/3).
Dikatakan Tatu, jalur perseorangan adalah pilihan nomor tiga yang direncanakannya. Adapun dua skenario lainnya yang pertama adalah menggunakan kursi Golkar di parlemen dan skenario kedua adalah mengajukan pengusungan melalui gabungan parpol lain.
"Ya mungkin intinya ada beberapa alternatif, pertama kalau kursi Golkar bisa digunakan ya digunakan. Tapi kalau amit-amit, itu tidak bisa digunakan ya kami coba akses partai lain sejauh mana. Kalau dua itu tidak bisa ya satu lagi melalui jalur perseorangan. Dan harus, semua kader Golkar harus menyiapkan itu," katanya.