REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Museum perang Australia menerima tiga potong kue buah atau fruitcake berusia 97 tahun yang dipanggang untuk menyambut prajurit Australia yang pulang dari peperangan. Kue buah berusia hampir satu abad itu merupakan salah satu tambahan sumbangan koleksi yang diterima Museum Perang Australia baru-baru ini.
Kue itu dipanggang untuk menandai kepulangan Moss Valentine Brasington, seorang buruh dari Bombala di New South Wales yang kembali ke Australia setelah tiga tahun bertugas di Batalyon 17 Angkatan Imperial Australia.
Pekan ini, cucunya menyumbangkan makanan pencuci mulut berusia satu abad itu ke Museum Perang Australia bersama dengan foto-foto, medali dan beberapa benda milik Brasington lainnya. Kue itu sangat berjamur sehingga petugas museum harus menggunakan masker dan sarung tangan untuk memegangnya.
Kurator di Museum Perang Australia, Dianne Rutherford mengatakan kue itu harus ditangani dengan hati-hati. "Kue ini dalam kondisi yang sangat menarik. Memang ada beberapa jamur sehingga kita harus sangat berhati-hati ketika kita menanganinya, " katanya baru-baru ini.
Menurutnya sangat jarang bisa melihat makanan yang bisa bertahan lama dan masih berbentuk setelah berusia selama itu. "Ini merupakan hal yang sangat-sangat langka. kita baru-baru ini juga menerima sebotol whisky yang usianya masih sama masih ada isinya, tapi benda seperti kue semacam ini tidak akan pernah mampu bertahan sampai selama ini...jadi ini benda yang sangat langka,'
Hebatnya lagi, museum ini juga memilik koleksi kue yang berusia jauh lebih tua dari kue buah ini. Yakni sepotong kue yang bertuliskan Diamond Jubilee, Pasar Queen Victoria, 1897.
Rutherford mengatakan kue berusia 97 tahun itu dalam kondisi yang sangat rapuh dan kemungkinan tidak dapat dipajang.
"Kue itu mungkin tidak akan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ruang pameran..kita akan mengabadikannya di katalog memotretnya dan memasukan kedalam sistem kamia dan akan tersedia di internet jika ada warga yang hendak melihatnya.